Proyek Seni IKAT/eCUT Merambah ke Yogyakarta

Proyek Seni IKAT/eCUT Merambah ke Yogyakarta

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 28 Apr 2017 17:02 WIB
Foto: Goethe-Institut Jakarta
Jakarta - Sukses dengan proyek seni IKAT/eCUT yang dipersembahkan oleh Goethe-Institute Jakarta, kini eksibisi yang pernah terselenggara di Thailand dan Filipina merambah ke kota lain. Kota Yogyakarta menjadi destinasi berikutny yang dibuka hari ini di ARK Galerie.

Pameran berjudul The Slow Fashion Lab dikuratori oleh seniman tekstil sekaligus Aprina Murwanti yang ingin mengilhami pengunjung untuk melakukan tindakan nyata terhadap pakaian dan tekstil. Seperti yang tercantum dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Jumat (28/4/2017), para pengunjung akan diminta untuk merasakan, melihat, sekaligus belajar untuk terlibat dalam budaya Do It Yourself (DIY).

Simak: Goethe-Institute Buka 'IKAT/eCUT' 9 Maret

"Pakaian fashion yang sering disalin dari desain high end dijual di seluruh dunia dengan harga murah. Munculnya indsustri fast fashion internasional, juga dapat merusak mikrosistem ekologis dan sumber air," tutur Aprina Murwanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fast fashion yang disoroti tim kuratorial bisa menyebabkan limbah, penggunaan zat beracun, dan eksplorasi air yang tinggi. The Slow Fashion Lab memperkenalkan label lokal alternatif.

Dipresentasikan di Yogyakarta oleh Goethe-Institut Jakarta, The Slow Fashion Lab berkolaborasi dengan ARK Galerie. Karya kolektif dalam pameran ini di antaranya adalah Arwin Hidayat, Ace House Collective, Melati Suryodarmo, Theresia Agus Sitompul, dan XXLab.

Karya Arwin Hidayat menggunakan media 'batik' menjembatani ingatan kita tentang kesenian batik tradisional dan modern. The Slow Fashion Lab dibuka pada Jumat (28/4) pukul 19.00. DJ Bowl dan DJ Hahan akan memeriahkan malam pembukaan.

Eksibisi 'The Slow Fashion Lab' berlangsung hingga 12 Mei mendatang. Serangkaian acara dan diskusi seniman akan memeriahkan event tersebut. Informasi selengkapnya di www.goethe.de/indonesia/IKAT.

Baca Juga: Tintin Wulia Terpilih di Venice Art Biennale 2017 karena Kiprah Internasional

(tia/dar)

Hide Ads