'Lukah Gilo' atau 'Lukah Gilo' terinspirasi dari sebuah tradisi di Riau tentang permainan misti dengan menggunakan lukah. 'Lukah' adalah keranjang penangkap ikan dan mantra pemanggil arwah.
'Lukah Gilo' terletak pada gerakan lukah sebagai akibat masuknya makluk gaib yang telah diberi mantra oleh dukun. Permainan magis kerap dipentaskan sebagai hiburan di acara-acara besar pemerintahan hingga pernikahan. Tradisi itulah yang menginspirasi koreografer Duwi Novrianti untuk menciptakan tarian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat pementasan 'Lukah Gilo', lanjut dia, dapat melestarikan budaya tradisi yang dikemas menjadi sesuatu yang ebrbeda tanpa meninggalkan esensi. "Kita harus terus menghormati keberadaan semua makluk di sekitar kita," tambah Mila.
Diaransemen oleh komposer Muhammad Adnan Irfianto, nuansa mistis dan permainan menghibur hadir di pementasan kali ini. Para penari yang berpartisipasi adalah rma Indriyani, Rines Onyxi Tampubolon, Dea Agustina, Ahmad Susantri, Elan Fitra Dianto, dan Wahyu Kurnia.
Setelah Mila Art Dance, masih ada penampil lainnya dalam Ruang Kreatif yakni Regeneration Theatre, Kawung Art.Culture.Wisdom, Gaya Gayo, Semarang Magic Community, Logika Rasa, KitaPoleng, dan Solo Dance Studio.
(tia/tia)