Tiket Early Bird Bagian Kedua Pentas 'Opera Ikan Asin' Masih Dijual!

Tiket Early Bird Bagian Kedua Pentas 'Opera Ikan Asin' Masih Dijual!

Tia Agnes - detikHot
Senin, 30 Jan 2017 17:41 WIB
Foto: Teater Koma
Jakarta - Awal Maret mendatang, Teater Koma segera mementaskan pertunjukannya yang berjudul 'Opera Ikan Asin'. Sukses dengan tiket early bird tahap pertama dengan diskon 40 %, kini masih dijual promo kedua.

Di tahap kedua, ada promo sebesar 20 % yang masih berlangsung hingga Selasa (31/1) mendatang. Nantinya, pada 1 Februari tiket mulai dijual dengan harga normal alias tanpa diskon.

"Besok hari terakhir Promo Early Bird 2 (diskon tiket 20%). Sesudahnya, HTM normal. #OperaIkanAsin #TeaterKoma #TeaterKoma40Tahun #CiputraArtpreneur," tulis akun resmi Teater Koma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam akun Teater Koma, disebutkan tiket early bird tahap kedua dijual dengan harga Kat 1 Rp 440 ribu, Kat 2 best view Rp 680 ribu, Kat 3 Rp 360 ribu, Kat 4 Rp 240 ribu, Kat 5 Rp 160 ribu, dan Kat 6 Rp 120 ribu.

Simak: Anti-Trump, Street Artist Jepang Tempel Stiker di Jalanan Kota Shibuya

Namun, jika membeli tiket pada periode 1 Februari hingga 5 Maret, maka akan ada harga normal yang diberlakukan. Yakni Kat 1 Rp 550 ribu, Kat 2 best view Rp 850 ribu, Kat 3 Rp 450 ribu, Kat 4 Rp 300 ribu, Kat 5 Rp 200 ribu, dan Kat 6 Rp 150 ribu.

Pentas 'Opera Ikan Asin' menceritakan tentang MEKHIT alias Mat Piso si Raja Bandit, mengawini POLI. Peristiwa ini membuat marah ayah Poli, NATASASMITA PICUM, Juragan Pengemis se-Betawi. Sebab, perkawinan itu dilaksanakan tanpa ijinnya. Picum meminta tolong kepada AMALIA, isterinya, untuk mencari siasat agar Mekhit bisa dijebloskan ke dalam penjara. Tapi Mekhit selalu bisa lolos.

Kepala Polisi KARTAMARMA, dikenal dengan julukan Macan Coklat, ternyata sahabat kental Mekhit. Malah selama ini mereka selalu bekerjasama. Jadi, tidak heran jika kumpulan bandit pimpinan Mekhit selalu berhasil menghindar dari kejaran polisi.

Natasasmita Picum akhirnya mengancam Kartamarma, jika Mekhit tidak ditangkap, maka dia akan menggerakkan massa pengemisnya turun ke jalan, berdemonstrasi. Mekhit tertangkap lagi dan dijatuhi hukuman mati. Tapi, saat nyawanya nyaris melayang, datang Surat Keputusan Gubernur Jendral. Apa isinya?

Kenyataannya, apa pun yang berasal dari istana mampu berdiri di atas hukum. Bahkan sanggup mengubah keputusan hakim.


(tia/tia)

Hide Ads