Bagi pendiri Pearl Lam Galleries, Pearl Lam, Indonesia sangat penting khususnya pekerja kreatif. "Kami baru saja menutup pameran tiga seniman Indonesia di galeri Singapura yang berjudul 'Plugged' (Andy Dewantoro, Aditya Novali, dan Yudi Sulistyo)," katanya ketika berbincang dengan detikHOT via email.
Galeri seni Pearl Lam juga bekerja sama dengan perupa asal Malang, Gatot Pujiarto, sejak 2014 sejak dibukanya galeri di negeri Merlion tersebut. "Secara personal saya merasakan koneksi dengan sejarah dan budaya mereka yang menginspirasi para seniman lokal. Bagi saya, seni Indonesia membuat saya berpikir dan penasaran tentang negaranya," lanjut Pearl Lam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, seni kontemporer yang berkembang di Singapura, Jepang, Hong Kong, Korea, Indonesia, Australia, bahkan di Asia Pasifik dimulai dengan dialog budaya yang menarik. Sekarang banyak kolektor Asia yang mulai memperhatikan subkultur yang berbeda di dalam seni Asia.
"Saya memprediksi sekitar 50 sampai 70 persen kolektor internasional memiliki karya seni Tiongkok dalam koleksinya," pungkas Pearl Lam.
Sampai saat ini, Pearl Lam Galleries telah mendukung seniman-seniman kontemporer Indonesia yakni Aditya Novali, Melati Suryodarmo, Gatot Pujiarto, dan Andy Dewantoro asal Tanjung Karang, Lampung. Dengan berdirinya galeri seni baru di Dempsey Hill, Pearl Lam Galleries akan menambah jaringan dan memperluas dukungan pada seniman Indonesia.
(tia/mmu)











































