Lewat lukisan berjudul 'Right or Wrong My Home' atau berarti 'Benar Atau Salah Tetap Rumah Saya', karya Gatot berhasil memukau dewan juri. Tim dewan juri yang terdiri dari pakar seni ternama Asia Tenggara menilai karya Gatot merupakan inovasi seni masa kini.
Tak hanya menggunakan kayu, tapi Gatot juga menggunakan media seni tradisional, serta melukiskannya untuk menciptakan karya seni kontemporer. Gatot mengatakan karya lukisnya terinspirasi dari semangat rakyat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Secara khusus Gatot merinci persoalan masyarakat urban di Indonesia. Tapi, dia berinovasi menggunakan teknik cat dan kayu, berbeda dengan teknik cat acrylic di atas kanvas yang digunakan saat memenangi kejuaraan regional Indonesia di tahun 2011.
Kompetisi seni lukis UOB merupakan event tahunan yang diselenggarakan di empat negara di Asia Tenggara. Di Singapura sendiri, kompetisi sudah berlangsung selama 40 tahun lamanya. Dengan menangnya Gatot, Indonesia meraih kemenangan tiga kali berturut-turut. Di tahun 2014, ada Antonius Subiyanto dan tahun lalu Anggar Prasetyo.
Dewan juri tingkat Asia Tenggara terdiri dari kurator independen Agung Hujatnikajennong, seniman kontemporer asal Malaysia Choy Chun Wei, Bridget Tracy Tan dari Nanyang Academy of Fine Arts Singapura, serta seniman asal Thailand Amrit Chusuwan. Para pemenang menerima penghargaan di Cliffiord Pier, Singapura, pada Rabu (9/11) lalu.
Karya lukisan dari pemenang kompetisi Southeast Asian Painting of the Year 2016 dipamerkan di UOB Art Gallery, UOB Plaza 1, 80 Raffles Place. Eksibisi berlangsung mulai 11 November hingga Februari 2017 mendatang.
(tia/wes)