Berkisah tentang perjuangan kaum minoritas yang hidup menderita, berhimpit-himpitan di lorong gelap di balik kemegahan kota, pertunjukan 'Opera Kecoa' sarat makna. "Setelah 31 tahun sejak pentas pertama, lakon ini masih relevan dan menjadi potret keadaan masa kini," ujar sutradara sekaligus penulis naskah Teater Koma, Nano Riantiarno, usai pementasan, Rabu (9/11/2016).
'Opera Kecoa' menceritakan tentang orang-orang kecil dalam menghadapi kenyataan keras. Perjuangan bandit kelas teri bernama Roima yang berada di persimpangan jalan. Dia tertarik pada Tuminah seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) meski sudah punya pacar seorang waria bernama Tumini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pentas ini akan diselenggarakan selama 11 hari mulai malam ini 20 November 2016 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, setiap pukul 19.30 WIB. Kecuali hari Minggu, pertujukan digelar pukul 13.30 WIB. Harga tiket dibanderol seharga Rp 100.000 hingga Rp 400.000. Informasi di www.teaterkoma.org.
(tia/tia)











































