Bersama Bakti Budaya Djarum Foundation, lakon karya Nano Riantiarno ini pertama kali dipentaskan pada tahun 1985. Pada tahun 1990, pementasan lakon ini sempat dilarang pemerintah. Tigabelas tahun setelah pelarangannya, 'Opera Kecoa' kembali manggung tahun 2003.
detikHot berkesempatan datang ke Sanggar Teater Koma, Jakarta (3/11/2016) untuk menyaksikan cuplikan adegan sekaligus press conference. Acara pun ditutup dengan potong tumpeng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: imagedynamics |
Nano menyatakan tidak ada yang ia ubah dari versi lamanya. Dipentaskan lagi di era politik yang telah berubah, Nano menegaskan, "Opera Kecoa bukan sebagai kritik, melainkan 'mudah-mudahan nanti aku bisa lebih baik' setelah nonton ini," demikian ujarnya.
Adi turut menggambarkan opera ini sebagai 'pesan masa lalu untuk masa depan'.
'Opera Kecoa' mengkisahkan tentang orang-orang kecil yang menghadapi kenyataan keras. Para bandit, waria, PSK, gembel dan mereka yang hidup di gorong-gorong. Para tokoh melakoni perjuangan hidup yang hanya punya dua pilihan, bertahan atau tersingkir.
Pentas ini akan diselenggarakan selama 11 hari mulai 10 hingga 20 November 2016 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, setiap pukul 19.30 WIB. Kecuali hari Minggu, pertujukan digelar pukul 13.30 WIB.
(dal/mmu)












































Foto: imagedynamics