10 Street Artist Tampil di Pekan Seni Urban Indonesia-Prancis

10 Street Artist Tampil di Pekan Seni Urban Indonesia-Prancis

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 26 Okt 2016 18:15 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Institut Prancis di Indonesia (IFI) bekerja sama dengan Tauzia Hotel Management menggelar Pekan Seni Urban Prancis-Indonesia selama sepekan, dari 2-7 November mendatang. Ada sepuluh street artist asal Indonesia dan Prancis yang bakal berpartisipasi di beberapa titik Jakarta.

Street artist Indonesia di antaranya adalah Darbotz, Farhan Siki, Stereoflow, dan Tutu. Serta lima street artist Prancis yakni Colorz, Fenz, Kongo, Mist, dan Tilt. Dikuratori oleh Claire Thibaud-Piton dan Riksa Afiaty, street art dan seni grafiti sangat disukai masyarakat muda dan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

"Dua tahun lalu 'Off The Wall' digelar di Singapura dan menghadirkan 9 seniman. 'Off The Wall Jakarta' menampilkan street artist-street artist ternama yang beken di Indonesia dan kami mengambil tidak hanya dari Jakarta. Lalu saya pergi ke Yogyakarta dan bertemu dengan Farhan Siki dan Soni Irawan," ujar Claire Thibaud-Piton saat jumpa pers di IFI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak: Ade Darmawan Masuk Nominasi Penghargaan Bergengsi Benesse

Nama Darbotz, lanjut Claire, diundang karena sejarahnya di seni jalanan. Dia adalah pendiri Tembok Bomber dan dikenal dengan tagging di tembok-tembok sekolah dan bus kota. Karyanya selalu mencirikan warna hitam-putih dan abu-abu, serta terinspirasi dari keseharian kehidupan ibukota.

"Kami juga sebenarnya mengundang Eko Nugroho tapi dia tidak bisa karena menyiapkan pameran lainnya. Mudah-mudahan, tahun depan kami bisa mengundang Eko Nugroho," tambah Claire.

Awalnya, Pekan Seni Urban Indonesia-Prancis ini dimulai pada 2010 di ajang Wall Street Arts di Galeri Salihara. Pameran ini dikuratori Alia Swastika yang mengatakan sebagai penanda pergeseran seni graffiti dan street art dari ruang publik berupa jalanan ke ruang yang lebih privat, yakni galeri seni.

Kesepuluh seniman Indonesia dan Prancis akan melakukan graffiti jam di beberapa tempat di Jakarta. Misalnya di dinding dan kawasan sekitar Yello Hotel, Harmoni pada Rabu (2/11) dan Sabtu (5/11). Museum Nasional pun turut meramaikan dengan menggelar malam pembukaan pameran seluruh graffiti bersamaan dengan Urban Festival (hip hop dance, street food, dan lain-lain).

Baru pada Minggu (6/11) mendatang, saat Car Free Day kesepuluh seniman akan bikin graffiti live di tembok IFI Thamrin. Mereka juga akan hadir sebagai juri dalam kompetisi street art (mural, graffiti, dan stensil) bertajuk 'Off Da Wall' yang digelar di Yello Hotels. Dengan konsep 'Bringing Art to Life', kompetisiberlangsung 5 November dengan 35 peserta sebagai batu loncatan seniman muda Indonesia.

Pekan Seni Urban Prancis-Indonesia ditutup dengan meet and greet dengan siswa Sekolah Internasional Prancis. "Gelaran Off The Wall Jakarta memberikan perspektif baru terhadap seni urban," pungkas Claire.


(tia/dal)

Hide Ads