Dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (6/10/2016), Dr.Thomas J.Berghuis mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Museum MACAN dan kembali ke pekerjaannya sebagai akademisi dan pekerja seni. Berghuis menjadi direktur sejak Mei 2015 lalu dan telah bekerja serta berkolaborasi dengan Fenessa Adikoesoemo. Haryanto Adikoesoemo akan terus memberikan nasehat kepada museum sampai direktur baru ditunjuk.
"Kontribusi Berghuis sangat berharga untuk lembaga kami sejak awal pembangunan dan tidak diragukan lagi dengan keberhasilannya. Saya mengerti keinginannya untuk fokus pada kerja kuratorial dan beasiswa," ujar Haryanto Adikoesoemo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan tetap melihat perkembangan Museum MACAN ke depannya dan akan terus berkolaborasi pada proyek-proyek penting di masa depan," timpal Berghuis.
Selain itu, Yayasan Museum MACAN juga mengangkat dua kurator seni baru. Mereka adalah Charles Esche dan Agung Hujatnika yang akan membangun program kuratorial yang telah ditetapkan oleh Berghuis.
"Saya senang menyambut Charles Esche dan Agung Hujatnika untuk masuk dalam tim kami. Kedua kurator memiliki track record yang mengesankan baik di organisasi atau di pameran internasional. Keahlian mereka menjadi aset yang signifikan sampai grand opening Museum MACAN nanti," kata Haryanto.
Kiprah Charles Esche terkenal di seni rupa internasional dan Indonesia. Dia adalah Direktur dari Van Abbemuseum di Eindhoven, Belanda sejak 2004 lalu. Berbagai pameran dan festival pernah dikuratorinya, yang terbaru adalah Jakarta Biennale 2015.
Serta Agung Hujatnika yang dikenal sebagai kurator independen untuk seni kontemporer. Sejak 2001 hingga 2012, Hujatnika telah menjadi Kepala Kurator di Selasar Sunaryo Art Space, lembaga budaya non-profit di Bandung. Dia juga menjadi kurator program seniman residensi di San Art, Ho Chi Minh City, Vietnam, Tokyo, dan lain-lain. Pada 2014, Agung pernah dinominasikan di ajang Vision Curatorial Award dari The Independent Curators International (ICI), New York.
Museum yang dibangun seluas 4000 meter persegi di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat akan mempersembahkan berbagai pameran berkala, program publik, dan menghadirkan koleksi penting internasional. Rincian detail museum akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang dan rencananya soft launching digelar triwulan akhir 2016.
Bersiaplah untuk menyaksikan karya-karya seniman Indonesia dan seniman-seniman dunia yang belum pernah terpublikasikan. Mencakup karya Raden Saleh, S. Sudjojono, Affandi, Lee Man Fong, Heri Dono, FX Harsono, Agus Suwage, Christine Ay- Tjoe, Handiwirman Saputra, Fernando Cueto Amorsolo, Sanyu, Yang Maolin, dan Wu Guanzhong. Serta karya karya-karya seniman internasional yang ternama seperti Robert Rauschenberg, Anish Kapoor, Gerhard Richter, Banksy, Andy Warhol, Jean Michel Basquiat, Ai Weiwei, Jeff Koons, Ed Ruscha, Keith Haring, David Hockney, Frank Stella, Damien Hirst, Antoni Tapies, dan lain-lain.
(tia/wes)