Dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (6/10/2016), Joseph Hopkinson akan melakukan residensi di Studio-Timbul di kawasan kerajinan Kasongan, Yogyakarta selama satu bulan di Oktober. Dia adalah seorang perupa keramik dari Wales dan gemar melakukan eksplorasi percampuran bahan yang menjelajahi karakter body keramik.
Di antara karya-karyanya ia mampu menghadirkan keramik dalam tekstur-tekstur kasar yang membongkah, membuat olahan-olahannya nampak seperti kumpulan puing temuan dari peradaban masa lampau. Partisipasi Joseph Hopkinson dalam program residensi JCCB4 adalah atas rekomendasi dari Sarah Younan (WLS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tinggal dan bekerja di Singapura, Angie Seah adalah seorang perupa lintas medium yang banyak mempergunakan keterhubungan di antaranya sebagai perpanjangan tangan ekspresi keseharian. Dari karya-karyanya, tercermin nuansa lingkungan sosial manusia yang kaya akan kehidupan itu sendiri.
Ketiga adalah seniman Maria Volokhova. Terlahir di Kiev, Ukraina, Volokhova saat ini tinggal dan bekerja sebagai perupa di Berlin, Jerman. Ia mula-mula mendalami minat di seni grafis sebelum kemudian menekuni medium keramik dan terakhir lulus dari fakultas keramik Tokyo Art University, GEIDAI, pada tahun 2009.
Maria Volokhova akan menjalankan program residensi JCCB4 di PT Sango Ceramics, Semarang, pada akhir September hingga Oktober 2016. Di Semarang, Maria masih berproses bersama Uji Hahan Handoko dari Indonesia , mereka berdua telah memulai bekerja di P.T Sango Keramik Industri di pinggiran kota Semarang. Seniman residensi JCCB4 dari Indonesia lain, Arya Pandjalu akan memperpanjang masa residensinya di Jenggala Keramik , Bali hingga akhir bulan Oktober 2016.
Digelar yang ketiga kalinya, program residensi ini bertujuan untuk melibatkan secara langsung seniman dengan lingkungan, masyarakat, dan budaya Indonesia. Program residensi menjadi unik karena melibatkan seseorang yang disebut dengan host.
(tia/wes)