176 Lukisan Akbar Pelukis Otto Djaya Dipamerkan di Jakarta

176 Lukisan Akbar Pelukis Otto Djaya Dipamerkan di Jakarta

Tia Agnes - detikHot
Senin, 03 Okt 2016 09:44 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Memperingati seabad kelahiran dari legenda old master Indonesia, Otto Djaya, Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran akbar berjudul '100 Tahun Otto Djaya (1916-2012)'. Ada 176 lukisan yang dipamerkan serta mewakili periodisasi penting dari seniman yang pernah belajar di negeri Belanda pada 1947-1950 silam tersebut.

Dibuka pada Jumat (30/9) lalu, peneliti sekaligus kolektor seni Inge-Marie Holst adalah sosok di balik suksesnya pembukaan eksibisi Otto Djaya. Di malam pembukaannya, Inge mengatakan mulai menggemari karya-karya Otto sejak sepuluh tahun lalu.

"Tapi baru mulai mengoleksinya sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Karyanya disukai Bung Karno dan revolusioner di masanya. Selama tiga tahun Otto belajar di Belanda, balik ke Tanah Air dan menggelar big show yang sangat besar," ucapnya di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Pendiri Indonesia Dance Company Yakin Bisa Go International

Kurator Rizki A.Zaelani juga menambahkan Otto Djaya adalah kebanggaan dari Banten. "Tapi dia tinggal di Semarang. Pameran ini adalah sebuah upaya menelusuri kembali sejarah di Indonesia. Kami pihak Galeri Nasional Indonesia terkejut ada 200 lukisan yang berhasil dikumpulkan oleh pasangan Hans Peter dan Inge-Marie," tutur Rizki.



Setelah melewati proses kurasi ada 176 lukisan yang dipamerkan di Gedung A dan Gedung B. "Ini adalah perwakilan dari masa-masa keemasan sang seniman. Meski ada kaligrafi yang pernah dibuatnya, tapi tidak kami pajang karena tidak sesuai dengan konteks dan tema," lanjutnya.

Di karya-karyanya Otto menampilkan tema keseharian masyarakat. Misalnya, tentang pasar, warung, para pedagang asong, perayaan perkawinan, pertunjukkan kesenian tradisi, perjalanan dengan kendaraan bermotor, sepeda, kereta kuda, dan lain-lain.

Tema alam dan lingkungan juga menjadi perenungan bagi Otto. Dia pun memasukkan unsur komedi dengan simbol sosok Punakawan yang terselip di lukisan. "Dia selalu menyisipkan macam-macam, ini semacam sindiran terhadap kondisi sosial saat itu," lanjut Rizki.

Saat malam pembukaan, buku berjudul 'The World of Otto Djaya (1916–2002)' juga diluncurkan. Buku ini mengisahkan tentang seorang Otto Djaya sebagai salah satu pelukis Indonesia yang karyanya dikoleksi oleh Presiden Soekarno. Otto adalah seorang bohemian, seniman nonkonformis, yang mendefinisikan refleksi dan estetika pribadinya sendiri. Ia melukis dengan kecenderungan visual yang berbeda yang dapat dikenali untuk mengeksplorasi serta mengekspresikan jiwa rakyat Indonesia, khususnya orang Jawa.

Pameran seabad Otto Djaya berlangsung dari 30 September sampai 9 Oktober 2016.

(tia/dal)

Hide Ads