Dibagi dalam lima bagian, sutradara Hiroshi Koike membaginya dalam dua bagian (pertama dan akhir), hingga pada akhirnya disajikan secara utuh. Direktur General Japan Foundation Jakarta, Tsukamoto Norihisa, mengatakan pementasan ini melibatkan kerjasama dua negara.
"Cerita Mahabharata banyak diadaptasi ke berbagai pertunjukan dan dibaca oleh masyarakat Asia. Dengana danya 'Mahabharata Part 3' menjalin kerja sama antar dua negara, Indonesia dan Jepang, serta negara-negara yang terlibat di Asia lainnya," ujarnya saat jumpa pers di Galeri Cipta III, Jakarta Selatan, Selasa (27/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Awalnya pentas 'Mahabharata Part 1' diproduksi di Kamboja bersama seniman-seniman dari empat negara. Pentasnya berlangsung di Phnom Penh dan Hanoi. Setahun berikutnya, bagian kedua dipentaskan di India. Baru di tahun 2015, 'Mahabharata Part 2.5: B-War' diproduksi di Jepang, kali ini melibatkan seniman dari sejumlah negara di Asia, dan berlangsung di Chulalongkorn University Thailand, Shanghai, Manila, dan Tokyo.
Hiroshi Koike mengatakan kisah Mahabharata di Indonesia terlebih dahulu melewati proses audisi untuk mencari aktor dan aktris teater ternama. "Setelah audisi kami mengembangkan project seni ini," kata Hiroshi yang mengenakan kemeja flanel.
Di penggarapan kali ini dia tak bekerja sendiri. Tapi, bekerja sama dengan seniman lintas negara. Mereka adalah Carlon Matobato (Filipina), Gunawan Maryanto (Indonesia), Lee Swee Keong (Malaysia), Riyo Tulus Pernando (Indonesia), Sachiko Shirai (Jepang), Sandhidea Cahyo Narpati (Indonesia), Suryo Purnomo (Indonesia), Testuro Koyano (Jepang), dan Wangi Indriya (Indonesia).
Selain itu, juga ada nama-nama lain dari Indonesia seperti desainer Lulu Lutfi Labibi untuk kostum, dan perupa Agung Kurniawan untuk artistik panggung. Pentas di Jakarta akan berlangsung di Graha Bakti Budaya, TIM pada 28-29 September. Tiketnya dibanderol Rp 50.000, Rp 100.000, dan Rp 150.000.
(tia/mmu)