BWCF 2016 Jadi Ajang Pertemuan Penulis dan Peneliti Serat Centhini

BWCF 2016 Jadi Ajang Pertemuan Penulis dan Peneliti Serat Centhini

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 23 Sep 2016 11:18 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Serat Centhini menjadi karya sastra spektakuler di awal abad ke-19 dengan nama resminya Suluk Tembangraras. Serat yang terdiri dari 722 tembang atau lagu Jawa itu membicarakan soal seks dan seksualitas dan kini para penulis serta peneliti serat tersebut akan dihadirkan di ajang Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2016 untuk pertama kalinya.

"Kami undang peneliti untuk dipertemukan dengan banyak penulis di hari pertama BWCF. Serat Centhini dari banyak sisi akan didiskusikan," kata kurator BWCF 2016 Seno Joko Suyono di Plaza Kuningan, Kamis (22/9/2016).

Simak: Borobudur Writers and Cultural Festival 2016 Usung Tema tentang Serat Centhini

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembicara Timbul Haryono secara khusus akan datang dan mempresentasikan Serat Centhini dari sisi kuliner. Manu W.Padmadipura Wangsawikroma akan membicarakannya dari sudut sastra Jawa, serta Agus Sunyoto akan membicarakan Serat Centhini yang berkembang di Jawa Timur.

"Banyak profesor, doktor, dan sastrawan lainnya di Nusantara serta novelis yang membicarakan tema besar ini. Bukan hanya Elizabeth D.Inandiak saja," tambah Seno menyebut nama penulis asal Prancis yang sudah lama menetap di Indonesia dan meneliti serta menulis ulang Centhini.

Selain ajang pertemuan tentang Serat Centhini, BWCF 2016 juga akan membicarakan tentang serat Nusantara lainnya. Misalnya, 'La Galigo' dari Bugis, Kitab Batak, Sastra Padang, 'Bissu' dalam tradisi Bugis, Bali, dan lain-lain.

Setiap tahunnya, sesuai dengan tradisi, BWCF selalu menampilkan berbagai tema yang menjadi fokus penyelenggaraan. Tema 'Setelah 200 Tahun Serat Centhini' dipilih sesuai dengan momentum dan Centhini telah menjadi khazanah kebudayaan Tanah Air yang terus digali. BWCF 2016 diselenggarakan pada 5-8 Oktober 2016.

(tia/mmu)

Hide Ads