Sepanjang aksi yang digelar di Higashi Kumin Centre Sapporo, festival berjudul 'The Exorcism of Indonesia' itu diisi oleh berbagai tarian nusantara. Mulai dari penampilan tarian Paduppa (Makassar), Saman (Aceh), Indang (Minang), Sekar Pudyastuti dan Nawung Sekar (Jawa), serta tarian tradisional Indonesia lainnya.
Pertunjukan musik angklung oleh anggota PPI Hokkaido juga memainkan lagu 'Ibu Kita Kartini', 'Kolam Susu', dan 'Heavy Rotation'. Ketua Malam Budaya 2016, Ihsan Naufal Muafiry, mengatakan para pengisi acara tak hanya dari Indonesia saja, tapi juga Jepang dan Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kami menggunakan strategi call for talents bagi orang Asing yang ingin belajar budaya Indonesia. Hal ini ditujukan supaya mereka bisa punya kesempatan untuk belajar dan menampilkan budaya Indonesia secara langsung, bukan hanya menjadi penikmat saja," katanya, dalam keterangannya, Jumat (2/9/2016).
Malam Budaya dibuka oleh Sekretaris 1 Bidang Informasi dan Sosio-Kultural KBRI Tokyo, Sayu Oka Widani. Serta dimeriahkan oleh festival kuliner dan hidangan khas nusantara.
![]() |
"Kegiatan festival kuliner tahun ini juga meriah karena PPI Hokkaido didukung program KBRI Tokyo, Rumah Budaya Indonesia, dan PPI Jepang. Menghadirkan makanan Indonesia di 17 lokasi di Jepang, selama 8 jam, dan total hidangan sejumlah 45 menu," terang Ketua PPI Hokkaido 2016, Shofa R.Haq.
Malam Budaya bermula dari program sederhana di tahun 1989 lalu. Seiring jalannya waktu, kegiatan ini menarik minat kalangan peminat budaya Indonesia di Hokkaido. "Diharapkan, Malam Budaya mampu membangun rasa persahabatan antara orang Indonesia, residen, dan komunitas internasional lainnya lewat kesenian di Hokkaido," pungkasnya.
(tia/tia)