Kurator Bambang Asrini Widjanarko mengatakan konsep yang diusung tak hanya tentang ziarah sebagai ritus kegiatan mengunjungi situs suci bersejarah, seperti makam para ulama, bangunan pemujaan, dan gua tempat turunnya Kitab Suci. "Tapi ziarah diartikan sebagai perjalanan refleksi ke dalam diri, dengan tuturan menyoal identitas perempuan," ujarnya, Jumat (19/8/2016).
Simak: Seniman Eddy Susanto Akan Pajang Karya di Singapore Biennale 2016
Patung '9 Wali Perempuan' dihadirkan dalam zona 'dinners club'. Yakni, karya seni instalasi tentang dialog interns terhadap kawasan kultural Timur dan Barat, yang diimajinasikan sebagai 'meja makan instalasi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di zona kedua, 'to be or not to be' akan mengingatkan sejarah yang sangat personal dan perjalanan panjang sebagai seniman sekaligus ibu. Di zona ketiga, 'Homage to anonymous', Islam diwacanakan sebagai praktik dan wacana spiritual yang ditafsirkan kembali dengan mengaitkan keberadaannya dengan sejarah.
"Sembilan patung dan satu video mengetuk konsep Islam kultural, yang mengemuka kembali dalam konteks zaman sekarang, memberi ruang lebih luas secara politis bagi perempuan," pungkasnya.
Pameran tunggal Lenny Ratnasari Weichert akan dibuka pada 20 September mendatang.
(tia/mmu)











































