Menurut ketua tim dewan kurator ASI 8 Yudi Ahmad Tajudin, cara 'memetakan' ulang tersebut dilakukan lewat rangkaian acara bagian pertama yang berlangsung sepanjang tahun ini. "ASI dipanaskan lagi bukan hanya di bagian internal Kementerian tapi juga konsep festival yang dilakukan lagi tim dewan kurator dengan cara pemetaan ulang," katanya, Kamis (11/8/2016).
Sutradara Teater Garasi tersebut menceritakan di peta seni pertunjukan dunia selama 15 tahun belakangan ada banyak pergeseran budaya. "Pusat kesenian dan kebudayaan baru bermunculan. Misalnya saja di Asia, Korea Selatan sedang intensif banget mempopulerkan budayanya. Negara Asia lain juga melakukan hal yang sama, nah dimana posisi Indonesia di dunia?" terang Yudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Festival Triennale Art Summit Indonesia Dibuka 15 Agustus
Lewat 8 kota yang akan disinggahi dan ditempati para seniman dunia, penyelenggara ASI 8 memilih lokasi-lokasi yang yang merupakan kantong budaya. Serta terdapat pula komunitas-komunitas seni.
Contohnya saja, lanjut Yudi, performance artist Melati Suryodarmo asal Surakarta akan memberikan lokakarya di Ladang Tari Nan Jombang, Sanggar Rimbo Tarok, kota Padang, Sumatera Barat. Nan Jombang Dance Company yang didirikan oleh koreografer Ery Mefri pada November 1983 silam telah melanglang buana ke berbagai negara di Australia, Amerika, sampai Eropa.
Kelompok tari Nan Jombang bermula dari kesenian tradisi. Yudi mengharapkan dengan kehadiran Melati Suryodarmo lewat pengalamannya belajar performance art kepada Marina Abramovich dan Anzu Furukawa akan memberikan pandangan berbeda.
"Tentunya Melati akan membawa pelajaran baru terhadap peserta lokakarya yang sudah kami seleksi lewat program open call dan undangan," pungkas Yudi.
(tia/dal)