Museum MACAN akan memiliki galeri pameran sekitar 2000 meter persegi yang terdiri dari dua ruang khusus. Serta 500 meter persegi sebagai taman patung indoor, zona pendidikan khusus, ruang A/V, sebuah kafe dan restoran serta toko ritel.
Dikenal dengan pendekatan desain yang mengutamakan nilai pengalaman, MET Studio menciptakan lingkungan imersif dan interaktif agar museum dapat terhubung dengan publik. "Ketika pertama sampai ke Jakarta, kami melihat ada kreativitas di mana-mana dan kami memutuskan museum harus mencerminkan ruang kreativitas tersebut," ujar Ketua MET Studio Design, Alex McCuaig, Jumat (3/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pintu masuk ditandai dengan gerbang melengkung yang meliputi keseluruhan ruang, menampilkan tulisan 'MACAN' berlatarkan cahaya dalam huruf tebal dan besar. Dari kafe/restoran dan area publik, para pengunjung bergerak menuju meja resepsionis dan melalui pintu kaca partisi sepinggang untuk masuk galeri pertama. Area ini akan berfokus kuat pada edukasi, dan akan dapat diubah-ubah sesuai berbagai inisiatif program. Termasuk penciptaan karya seni skala besar dan pameran-pameran khusus.
Di dalam ruang orientasi, pengunjung akan menemukan unit edukasi interaktif khusus dan layar media yang dirancang untuk lebih melibatkan pengunjung secara langsung dengan ruang, isi, dan konteks museum. Salah satu fitur yang paling menonjol dari galeri ini adalah kolaborasi digital "totem seni" dengan layar yang dapat diprogram dan melilit kolom utamanya. "Totem seni" ini memberikan pengunjung kesempatan untuk menciptakan dan mengunggah desain kreatif mereka untuk ditampilkan 'in situ', dan dilihat oleh pengunjung lainnya. Di sebelah pintu masuk juga akan ada ruang A/V kecil yang menyediakan informasi tentang museum, pameran-pamerannya, serta pemrograman.
Direktur Museum MACAN, Thomas Berghuis juga mengungkapkan desain yang diciptakan MET Studio sesuai dengan visi Museum MACAN. "Yakni sebagai ruang seni sekaligus pendidikan bagi semua orang," katanya.
Desain dan pembangunan museum ini sepenuhnya didanai oleh kolektor terkemuka Haryanto Adikoesoemo. "Lebih dari satu dekade saya bermimpi untuk menciptakan sebuah museum bagi masyarakat Indonesia, dan bagi pengunjung luar negeri," pungkasnya.
Museum MACAN akan bertempat di sebuah bangunan landmark serbaguna yang dirancang oleh perusahaan arsitektur berbasis Jakarta, ARKdesign. Museum yang terletak di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat akan menjadi fitur yang menonjol dari kompleks Gallery West yang akan mencakup bangunan baru gedung perkantoran, hunian, hotel, restoran, kafe, ruang serbaguna, dan ruang pamer, dan akan dapat mudah diakses dari jalan tol utama dari Bandara Soekarno-Hatta menuju kota.
(tia/tia)












































