Teater KataK Pentaskan Lakon 'Les Miserables' di Gedung Kesenian Jakarta

Teater KataK Pentaskan Lakon 'Les Miserables' di Gedung Kesenian Jakarta

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 24 Mei 2016 15:18 WIB
Foto: Teater KataK
Jakarta - Setelah mementaskan drama berjudul 'Hamlet' pada September 2015 lalu, Teater KataK akan menghadirkan karya adaptasi lainnya. Kali ini, karya penulis asal Prancis Victor Hugo yang berjudul 'Les Misérables' di Gedung Kesenian Jakarta pada 28-29 Mei mendatang.

Sutradara Venantius Vladimir Ivan mengatakan di lakon sebelumnya gayanya sangat komikal sekali. "Pernah pula Kebun Ceri yang lebih ke realis. Les Misérables ini arahnya realis dengan porsi musik cukup banyak," ujar Ivan, dalam keterangannya, Selasa (24/5/2016).

Novel Les Misérables karya Victor Hugo pertama kali terbit pada 1862, berkisah soal pergolakan rakyat yang berpuncak di Paris pada Juni 1832. Kejadian tersebut dipicu rasa tak puas masyarakat mendapati terpilihnya Louis-Philippe sebagai raja usai Revolusi Juli pada 1830. Selain itu, berbagai masalah ekonomi juga sempat menyapa pada rentang 1827-1832, dari gagal panen, keterbatasan stok pangan, hingga melonjaknya biaya hidup sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak: Seniman Bali Gelar Eksibisi Tunggal Terinspirasi Genosida 65

Dalam lakon yang dimainkan Teater KataK, Les Misérables merupakan salah satu kisah terpopuler di dunia. Versi musikalnya pun melegenda, entah hasil garapan teater-teater West End di Inggris ataupun produksi Broadway di Amerika Serikat.

"Namun Teater KataK bermaksud menghibur dengan gayanya sendiri; tidak musikal, tapi dominan porsi musiknya. Semua lagu yang akan dibawakan pun dibuat langsung oleh para anggota Teater KataK di bawah arahan sutradara," lanjut dia.

Tantangan Ivan lainnya adalah melepaskan bayar versi musikal ala Broadway yang selama ini dikenal masyarakat. Selain itu, tokoh Valjean harus melalui beberapa fase perubahan emosi sepanjang hidupnya. " Pertama, ketika ia keluar dari penjara dan memutuskan untuk bertobat. Kedua, kala ia mengangkat Cosette sebagai anak angkat dan menjalani peran baru sebagai ayah. Ketiga, saat ia jelang wafat dan menemui momen penebusan."

Di sisi lain, asisten sutradara Christopher Octaviano merasa yang terutama adalah keseimbangan dalam diri para pemain. Mereka yang telah memiliki latar belakang sebagai peyanyi pun diharapkan mampu menjaga emosinya di atas panggung.

"Yang terpenting adalah karakter dan emosinya bisa muncul dan sampai ke penonton," kata Octaviano.

(tia/mmu)

Hide Ads