Salah satu koleksi yang spektakuler di museum tersebut adalah lukisan. Yang paling akan membuat penasaran bagi kaum pecinta seni tentu saja adalah karya-karya salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni rupa Eropa yang berasal dari Belanda, yakni Rembrant (kelahiran 1606).
Tak heran jika dalam kesempatan yang singkat sore itu, Senin (18/4) pemandu tur museum langsung membawa rombongan ke bagian lukisan-lukisan Rembrant. Atas undangan dari Heineken, detikHOT mengikuti rombongan tur yang terdiri dari para peserta Global Bartender Final 2016 yang akan digelar Selasa (19/4) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risky (22) kini siap bertanding dengan 15 bartender yang telah berkumpul di Amsterdam. Dari sesama negara Asia datang dari Malaysia dan Hong Kong. Sedangkan dari Eropa antara lain datang dari Italia, Rusia, dan Spanyol. Lainnya datang dari Mesir, Selandia Baru, Brazil dan Puerto Rico.
![]() |
Rombongan telah berkumpul sejak Senin untuk rangkaian acara selama dua hari, dimulai dengan tur ke Rijksmuseum. Museum ini menarik minat tak kurang dari 15 ribu pengunjung tiap akhir pekan. Tiket masuk seharga sekitar 17 euro dan bisa dipesan secara online. Selain menempati gedung tua yang luas dan eksotik, lokasi museum ini berhadapan dengan iko penanda kota tempat para pelancong berfoto di deretan huruf-huruf raksasa yang membentuk 'I AMSDERDAM'. Tak hanya itu, saking luasnya areal museum, lokasi tersebut seolah terbelah menjadi dua, dengan tengah-tengahnya lorong jalan raya yang bisa dilewati.
Peserta tur museum dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing 7 orang, dengan seorang pemandu. Kelompok yang diikuti oleh detikHOT mendapatkan seorang pemandu yang atraktif bernama Jorinde Ten Berge, perempuan paro baya yang lincah. Tiap kelompok masuk dari pintu yang berbeda-beda, dan bertemu di ruangan tempat lukisan-lukisan Rembrandt dipajang.
Beberapa lukisan berukuran raksasa, dan membuat suasana ruangan yang lengang dan beratap tinggi menjadi terkesan mistis. Jorinde menjelaskan satu per satu lukisan yang ada dengan fasih, dari sejarah kelahirannya hingga karakter-karakter yang ada di dalam lukisan-lukisan tersebut. Sesekali ia melempar tebakan atau pun pertanyaan ke peserta tur berkaitan dengan objek lukisan yang tengah dibahas.
Jangan bayangkan situasi yang membosankan, dengan seorang pemandu yang serius dan peserta harus menyimak layaknya murid mendengarkan guru. Tur berlangsung sangat santai. Beberapa Jorinde membuka ipad-nya untuk menunjukkan foto-foto terkait sejarah museum. Ia gesit berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, dan pada saat yang lain tiba-tiba ia duduk di sofa, dan peserta pun terus mengikuti dan mendengar semua penjelasannya dengan takjim.
![]() |
Peserta tur juga diajak melintasi ruangan demi ruangan yang dipisahkan oleh pintu besi tinggi, atau tangga yang melingkar. Ada apakah di balik pintu itu? Ada apa di ujung tangga itu?Β Berbagai kisah masalalu, dari kekejaman raja-raja hingga kejayaan sebuah bangsa, menyeruak kembali memenuhi ruangan, seakan terbawa oleh angin dingin dari bali jendela-jendela kaca. Jorinde kadang mengecilkan volume suaranya, membuat pendengar lebih merapat dan memasang telinga baik-baik, seolah ada cerita rahasia yang hendak diungkap.
Di ujung salah satu pintu keluar museum terdapat gerai untuk bersantai minum kopi. Pada hari Sabtu, pihak museum membuat program menggambar, dan peserta mendapatkan buku gambar gratis. Peserta biasanya anak-anak dan remaja, mereka akan memilih salah satu lukisan untuk dijiplak. Museum yang dikelola negara ini juga menggunakan sosial media untuk berpromosi, dan telah berhasil menarik minat kalangan muda dari generasi digital.
Bersama lukisan-lukisan Rembrandt, sore menjelang petang di Amsterdam menjadi hangat. Namum, di luar museum, udara sangat dingin. Warga kota berjalan bergegas-gegas sambil menyembunyikan kedua telapak tangannya di dalam saku jaket tebal. Yang lain meluncur dengan kencang di atas sepeda, menyusuri trotoar yang bercampur aduk dengan para pejalan kaki.
(mmu/tia)