Kali ini, Galeri Nasional Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar pameran 'Persembahan: Haryadi Suadi (1938-2016) - Radi Arwinda dan Risa Astrini'. Eksibisi dibuka semalam dan bakal berlangsung sampai 10 April mendatang.
Dalam sambutannya, Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan GNI, Zamrud Setya Negara mengatakan tiga karya Haryadi sudah menjadi koleksi negara. "Di tahun 2015, kami mengakuisisi dua karya lagi dan pameran ini menjadi referensi apresiator para pecinta seni," ungkapnya di Galeri Nasional Indonesia, Kamis (31/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya-karya Haryadi pun memiliki makna personal bagi Zamrud. Sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), dia sudah terbiasa melihat gambar-gambar Haryadi di skripsi kedua kakaknya. "Pameran ini sudah disiapkan dari setahun yang lalu, seharusnya 2015 tapi kami sepakat mengundurkannya sampai Maret 2016," tegas Zamrud.
Pameran tunggal besar-besaran Haryadi sekaligus pameran kolaboratif bersama dua anaknya menjadi bukti ketajaman pikir dan olah rasa. Eksibisi kali ini bukan sekadar ajang pamer karya rupa, tapi juga pameran impian terakhir dan tunggal terbesar sepanjang sejarah berkesenian Mendiang Haryadi.
Hasil karya artistik Haryadi bisa dilihat langsung di ruang pamer Gedung A, Galeri Nasional Indonesia. Mulai dari karya grafis (woodcut, serigrafi, linografi/cetak grafis lino, dan xerography), lukisan (cat minyak dan cat akrilik pada kanvas), lukisan kaca, dan embroidery atau sulaman.
Ada sekitar 160 karya yang didominasi oleh karya Haryadi, serta dilengkapi dengan karya Radi Arwinda dan Risa Astrini. 'Persembahan: Haryadi Suadi (1938-2016) - Radi Arwinda dan Risa Astrini' masih berlangsung sampai 10 April di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur No.1, Jakarta Pusat.
(tia/tia)