"Ya, ukuran sayapnya saja mencapai 8 meter dan akan terbang melayang-layang menuju langit. Itu karya yang lumayan besar," ucap Anne Bitran ketika temu media terbatas di IFI Jakarta Pusat, kemarin.
Saat residensi di Yogyakarta, tim seniman Indonesia dan Prancis sempat mempraktikkannya di Jogja National Museum. "Di sana bangunannya lumayan besar dan kami bisa menerbangkannya," kata Anne.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, untuk pementasan di Jakarta, Anne bersama timnya masih belum tahu lokasi yang pas. Hal yang sama juga dikatakan oleh Koordinator Kegiatan Budaya IFI, Elisabeth Simonet. "Itu tugas saya dan IFI untuk mencari venue yang besar untuk The Bird. Ini jadi tantangan tersendiri karena ukurannya yang lumayan besar," tambah Elisabeth.
Anne pun mengatakan, pertunjukan 'The Bird' adalah pementasan luar ruangan dan diharuskan menggunakan ruangan terbuka yang cukup luas untuk menggerakkannya. Di dekatnya pun, kata Anne, harus ada ruangan tertutup jika terjadi hujan deras maupun angin kencang.
Baca Juga: Grup Wayang Prancis Les Remouleurs Belajar Pencak Silat di Yogyakarta
"Alternatif tersebut yang kami jaga kalau-kalau cuaca tidak mendukung pementasan," jelasnya.
Di project kali ini, sketsa gambar dikreasikan oleh seniman Indonesia yaitu Bob dari Marjinal Kolektif Jakarta, Heri Dono dari Yogyakarta, Gepeng Dewantoro dan Herry Dim dari Bandung. Pewayang dan teknisi dari Indonesia ada Andi, Rangga, Andro, Sugeng dan beberapa orang lainnya. Sementara elemen Prancis hadir lewat sketsa dari seniman Gallia Vallet dan Martina Menconi. Mereka akan memproyeksikan ke wayang layang 'The Bird' melalui overhead projector.
(tia/mmu)