“Ini pertama kalinya ke Jakarta, dan pertama kalinya ikutan lomba seperti ini. Nggak nyangka bisa menang, saingannya bagus-bagus semua,” ujarnya masih dengan napas ngos-ngosan yang memburu oleh perasaan bahagia yang menyesaki dadanya.
Memang tidak ada yang menyangka. Ke-16 finalis tersebut jelas merupakan para bartender terbaik dari seluruh Indonesia. Mereka dijaring dari 77 peserta awal dari Jakarta, Surabaya, Bali, Malang, Samarinda, Palembang, Balikpapan dan Medan. Sebelum babak kualifikasi, mereka telah menjalani berbagai pelatihan intensif, mengunjungi pabrik bir di Tangerang dan mendapatkan berbagai pengetahuan dasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiap peserta ditantang untuk menyajikan dua gelas bir di bawah penilaian 3 orang juri, salah satunya seorang master bir dari Belanda, Franck Evers. Penilaian didasarkan pada bagaimana bartender beraksi di bawah tekanan dan dalam waktu terbatas, serta kepercayaan dirinya ketika menyajikan bir kepada konsumen.
“Tadi sempat deg-degan juga, tapi memang harus berusaha tenang. Semua harus dilakukan dengan gembira,” ujar Risky yang mengenakan kemeja pink menyala, dengan gaya rambu model kekinian. Pria muda ini tampak pemalu, namun begitu naik ke panggung, ia memperlihatkan dirinya sebagai bartender yang cukup “atraktif”. Ia sendiri baru menekuni profesi ini selama dua tahun.
Untuk kemenangannya, Risky akan mewakili Indonesia di ajang kompetisi serupa tingkat global di Amsterdam pada 19 April.
(mmu/mmu)