Eka Kurniawan Bicara Soal Nominasi 'Man Booker International Prize 2016'

Eka Kurniawan Bicara Soal Nominasi 'Man Booker International Prize 2016'

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 10 Mar 2016 11:40 WIB
Foto: Institut Prancis di Indonesia (IFI) Jakarta
Jakarta - Sejak pagi tadi, kabar satu-satunya penulis Indonesia yang masuk dalam 'long list' penghargaan bergengsi Inggris, 'The Man Booker International Prize' menjadi viral di sosial media. Kerabat dekat, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, sampai pembaca buku-buku Eka Kurniawan meramaikan linimasa sampai sekarang.

Nama Eka disandingkan dengan penulis asal Turki Orhan Pamuk dengan 'A Strangeness in My Mind', penulis Italia Elena Ferrante maupun Kenzaburō Ōe asal Jepang dengan 'Death by Water'. Apa kata Eka terkait dirinya masuk nominasi bersama 13 penulis dunia?

"Saya nggak nyangka. Nggak dapat kabar juga dari Man Booker. Cuma tahu dari teman-teman saja tadi pagi," ucapnya ketika dihubungi detikHOT, Kamis (10/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang penghargaan tersebut, khususnya ketika namanya dimasukkan dalam nominasi. Namun, seingat Eka sebulan yang lalu ada seorang wartawan yang memberikannya bocoran tentang nominasi tersebut. Penulis 'Cantik itu Luka' tidak terlalu memperhatikan berita tersebut.

"Saya rasa menjadi viral bukan karena saya saja yang menjadi penulis pertama Indonesia yang masuk dalam 'long list' Man Booker International Prize. Tapi, karena penghargaan ini baru digelar yang pertama, dahulunya namanya beda tapi sudah diganti di 2016. Jadi yang pertama kalinya," jelasnya.

Simak: 'Man Tiger' Eka Kurniawan Masuk 'Long List' Man Booker International Prize 2016

Suami dari novelis Ratih Kumala itu sudah membaca beberapa karya yang masuk dalam nominasi. Seperti 'Orhan Pamuk' dengan novel 'A Strangeness in My Mind' yang mengisahkan tentang penjual minuman keras dan kehidupan kotanya. Serta novel 'The Vegetarian' karya Han Kang (Korea Selatan) yang menceritakan tentang salah seorang anggota keluarga yang menjadi vegetarian dan mengubah tradisi keluarganya. Di keluarganya dan tradisi masyarakat Korea, makanan disajikan dengan beragam bahan termasuk daging. Buku dari Elena Ferrante pun pernah dibacanya.



Tema buku yang lolos penjurian pun jadi beragam. "Saya rasa di penghargaan Man Booker Prize yang satunya lagi respons-nya sangat tinggi dan juga dikritik masyarakat. Sekarang, mereka ingin mencoba melihat kebudayaan dari negara lain. Berbagi dengan pembaca dunia dan Inggris," tambahnya lagi.

Di Inggris sendiri, penterjemahan buku bahasa asing ke dalam bahasa Inggris dan dijual di sana mengalami peningkatan 3 persen selama dua tahun belakangan. "Kebetulan mungkin, tahun ini kriteria dan selera dari mereka masuk buku 'Lelaki Harimau' saya. Karena 'Man Tiger' juga terbit di Inggris, beda dengan 'Beauty is Wound' yang nggak dinominasikan karena terbit di Amerika."

Novel 'Beauty is Wound' memang diterjemahkan ke dalam 24 bahasa. Sedangkan 'Man Tiger' ke 5 bahasa, dan di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 lalu, nama Eka Kurniawan menjadi salah satu highlight dalam pameran buku tertua dan terbesar di dunia tersebut.

Nantinya, para dewan juri mengumumkan 'short list' dari 13 penulis dunia pada 14 April. Malam penganugerahaannya sendiri akan diumumkan 16 Mei dan para pemenang akan meraih Β£50,000.

(tia/mmu)

Hide Ads