Ditemui sebelum peluncuran dan konser 'Di Hadapan Rahasia', Adimas menceritakan proses pembuatan buku yang memakan waktu tiga tahun itu. "Pematangan buku kumpulan puisinya baru setahun belakangan ini," katanya kepada detikHOT di Teater Kecil, kompleks Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu (17/2/2016) malam.
Buku 'Di Hadapan Rahasia' memuat 70 buah puisi yang sebagian besar lahir dari interpretasinya terhadap lukisan, musik, dan game. Menurutnya, ada benang merah di antara puluhan puisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya buku kumpulan puisi ini aku kasih nama 'Taswir'. Tapi aku merasa benang merahnya kurang kuat akhirnya dipilihlah 'Di Hadapan Rahasia'," tuturnya.
Mayoritas, puisi-puisi yang diciptakannya memiliki sifat yang berjarak. "Itu yang saya rasa, puisi berjarak. Ada rahasia yang belum diungkapkan, tapi entah dengan pendapat para pembaca," ujar pria yang kini melanjutkan studi di Magister Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Jakarta itu.
![]() |
Simak: Petruk Hingga Kebaya Ada di Pameran Tunggal Sri Astari Rasjid
Sebelumnya, puisi-puisi Adimas dibukukan dalam 'Empat Cangkir Kenangan' (Serba Indie, 2012), dan 'Pelesir Mimpi' (Kata Bergerak, 2013). Yang terakhit disebut sempat masuk "long-list" Kusala Sastra Khatulistiwa 2014 dan "shortlist" Anugerah Pembaca Indonesia 2014. Tahun lalu, ia mengikuti ASEAN Literary Festival dan Ubud Writers and Readers Festival.
'Di Hadapan Rahasia' yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sudah tersedia di toko buku seharga Rp 35.000 sejak 25 Januari lalu.
(tia/mmu)