Ruang Publik Alternatif A.P.A Hadir di Jantung Jakarta

Ruang Publik Alternatif A.P.A Hadir di Jantung Jakarta

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 26 Nov 2015 12:17 WIB
Foto: Tia Agnes
Jakarta - Ruang publik alternatif makin menjamur di pusat perbelanjaan dan tempat-tempat nongkrong anak muda. Tak hanya di kawasan Kemang dan Tebet, Jakarta Selatan saja, tapi di The Good Space lantai 5 Plaza Indonesia hadir sebuah ruang baru bernama 'Alternative Public Artspace' atau disingkat A.P.A.

Otak di balik A.P.A adalah Amalia Wirjono dari ArtDept_ID bersamaan dengan gerakan musik bernama Echoes di bawah naungan Future10 yang didirikan Hogi Wirjono serta Anton Wirjono. A.P.A menjadi proyek pop-up space sekaligus wadah kreatif bagi seniman muda.

Dibuka pada Rabu (25/11/2015) malam, Amalia mengatakan A.P.A adalah ruang apresiasi bagi seni, musik, dan film-film indie. "Jakarta kota megapolitan dan diperlukan ruang-ruang publik seperti ini di pusat perbelanjaan. Di mal, di tempat yang strategis, adem, dan berbeda dari galeri seni lainnya," katanya sebelum pembukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak: Diskusi Isu 1965 Meriahkan Festival Teater Jakarta 2015

Kata A.P.A yang terkesan seperti bertanya, menurut Amalia sebenarnya tak memiliki arti apapun. "Aku bareng sama founder lainnya, lagi mikir, ini artspace mau dikasih nama apa ya. Apa ya, akhirnya kata apa itu yang kami jabarkan menjadi alternative public artspace," jelas wanita yang pernah menjadi perwakilan galeri Christie's international untuk Indonesia itu.

Sebagai ruang alternatif, episode pertama A.P.A memperkenalkan konsep penggabungan seni, film, dan musik yang khas anak muda. Misinya adalah, menggabungkan platform ketiganya yang bisa dikonsumsi berbagai kalangan. Setiap 3 bulan, A.P.A akan memperbarui program kuratorialnya dan terus mencari bakat-bakat muda yang belum pernah dipajang ke hadapan publik.

"Edisi pertama ini, kami memperkenalkan band Birdscall yang mereka juga adalah seniman asal Bandung. Dua karya anggota Birdscall juga perdana dipamerkan di sini," kata Amalia.

Baca Juga: Tata Artistik dan Pencahayaan Fokus Utama di FTJ 2015

Tak hanya musik, karya seni yang ditampilkan pun akan berbeda medium dibanding pameran lainnya. "Sekarang kami memperkenalkan new media art. Kami tidak ingin memajang lukisan dan patung, karena sudah banyak yang pameran dua dimensi. Kalau seni instalasi ya nggak apa-apa dan A.P.A berbeda dari artspace lainnya," terangnya.



Selain musik dan seni, A.P.A juga menampilkan Kolektif yang menyediakan film pilihan dan akan memutarnya secara reguler setiap Selasa pukul 19.00 WIB di minggu pertama dan ketiga tiap bulannya. Film yang rencananya akan diputar di antaranya 'The Fox Exploits The Tiger's Might (Lucky Kuswandi), 'Sendiri Diana Sendiri' (Kamila Andini), 'Kisah Cinta yang Asu' (Yosep Anggi Noen), 'Alvin's Harmonious World of Opposite' (Platon Theodoris, Australia), 'Roskilde' (Ulrik Wivel, Denmark), dan beberapa film dari Prancis, Inggris sampai film Indonesia Klasik.

Amalia menekankan para pengunjung dapat menikmati setiap program A.P.A tanpa dipungut biaya apapun, kecuali untuk pemutaran film indie dari Kolektif akan diberlakukan sistem donasi.

"Bukan bayar, tapi siapapun boleh menyumbang sesukanya, karena juga untuk keberlangsungan program Kolektif," tegas pendiri Koi Gallery dan Restauran pada 1991 tersebut.

Dengan ruang publik terbaru ini, Amalia berharap akan meramaikan artsape-artspace yang ada di Jakarta. Sehingga, bukan dimonopoli satu ataupun beberapa tempat saja, tapi masyarakat dapat memilih tempat-tempat yang bisa dinikmati berbagai kalangan sesuai dengan kegemaran masing-masing. Silakan berkunjung ke A.P.A dan nikmati new media art yang ditampilkan oleh 3 seniman muda!


(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads