6 Kurator Muda di Balik Jakarta Biennale 2015

Jakarta Biennale 2015

6 Kurator Muda di Balik Jakarta Biennale 2015

Tia Agnes Astuti - detikHot
Rabu, 11 Nov 2015 11:16 WIB
6 Kurator Muda di Balik Jakarta Biennale 2015
Charles Esche dan 6 kurator muda (Dok.Tia Agnes/ detikHOT)
Jakarta - Gelaran akbar seni rupa kontemporer ibukota, Jakarta Biennale 2015 akan dibuka untuk publik akhir pekan ini. Festival dua tahunan tersebut kali ini akan berlangsung lebih besar dan menggandeng 6 kurator muda Tanah Air.

Sistem kurasi karya seni yang digarap kurator internasional Charles Esche bersama 6 kurator muda terbilang unik. Ditemui di Gudang Sarinah, Pancoran Timur, kepada detikHOT Charles menceritakan asal mula terpilihnya 6 kurator tersebut.

"Kami membuat daftar beberapa kurator-kurator muda bersama dengan Yayasan Jakarta Biennale dan Dewan Kesenian Jakarta. Dari daftar yang dibuat, kami menguranginya lagi dan akhirnya terkumpullah 6 kurator muda ini," katanya pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekerja sama dengan ke-6 kurator tersebut pun diakui Charles bukan persoalan menyatukan satu kebudayaan. "Ini bukan hanya soal Indonesia tapi bagaimana menyatukan satu kebudayaan satu dengan yang lainnya. Kami juga harus tahu kepribadian dan kerja bareng satu timnya."

Baca Juga: Puisi Gunung Sampai Kontroversi Gunung Padang Dibahas di BWCF 2015

Meski Charles mengakui dirinya banyak belajar bersama 6 kurator tapi menurut Irma Chantily asal Jakarta justru berbeda. "Saya sudah sering dengar nama Charles tapi dia tidak pernah menggurui dan kita bisa saling bertukar pikiran dengan banyak hal," tutur Irma.



Hal yang sama juga diungkapkan oleh Putra Hidayatullah dari Pidie, Aceh. Pengalaman kuratorial yang pernah diikutinya di Jakarta beberapa waktu lalu bukan apa-apa, tapi Putra mendapatkan banyak pelajaran dari Charles.

"Bukan hanya belajar persoalan teknis, tapi menghubungkan seni dengan realitas sosial dan memilah mana yang punya diskursus dan karya seni yang hanya main-main," sahut Putra.

Sedangkan Riksa, kurator muda yang sudah beberapa kali mengkurasi pameran juga menemukan pengalaman berbeda. Di Jakarta Biennale 2013, Riksa masuk dalam tim artistik tapi kali ini ia mengalami proses panjang. "Ada proses panjang yang kami pilih dan diskusi bersama. Termasuk persoalan emerging artist, suara seniman yang tadinya kurang terdengar dibandingkan yang profesional," kata Riksa.

"We're more bigger and better," tambah Riksa optimis.

"Dan dari parkiran bawah tanah TIM, kami akan mengajak ke gudang," sahut Irma.

Selain Irma, Putra dan Riksa, 3 kurator lainnya adalah Benny Wicaksono, Asep Topan, dan Anwar 'Jimpe' Rachman. Jelang dibukanya Jakarta Biennale 2015, culture detikHOT akan membahas seluk beluk mengenai festival dua tahunan yang dibuka pada 14 November 2015-17 Januari 2016 di Gudang Sarinah, Jakarta Selatan. Simak terus artikelnya!

(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads