Terletak di rooftop gedung Salihara Pasar Minggu, di bawah bintang dan langit malam, pembacaan cerpen sastrawan muda menambah semarak pembukaan festival Sabtu (3/10/2015) lalu. Sebanyak 6 sastrawan muda membacakan karyanya.
Mereka adalah Dias Novita Wuri, Dewi Kharisma Michellia, Faisal Oddang, Gayatri W.M, Leopold A.Surya Indrawan, dan Rio Johan. Sebagai MC,Putri Ayu Diah membawakan acara dengan hangat dan intim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benar saja perkataan Putri, sastrawan yang ditampilkan kali ini memang tergolong muda. Seperti penulis asal Wajo Sulawesi Selatan, Faisal Oddang yang merupakan kelahiran 1994. "Yang ini baru saja meluncurkan novelnya 'Puya ke Puya' tadi sore," ucap MC.
Mahasiswa Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Hasanuddin Makassar membawakan cerpen berjudul 'Jangan Tanyakan tentang Mereka yang Memotong Lidahku'. "Saya membawakan cerpen tentang pendeta Bugis yang punya kepercayaan lain tentang Tuhan," ucapnya.
"Ia berusaha dilenyapkan saat peristiwa 1965. Kali ini, saya akan membawakannya dengan gaya berbeda," kata Faisal.
Tahun lalu, cerpen tersebut membuatnya menerima penghargaan Asean Young Writer Award 2014. Penampilan berikutnya adalah putri dari sastrawan ternama, Abdul Hadi W.M. Dengan 'Tarian Kabut', Gayatri W.M membacakannya ciamik.
Pembukaan Bienal Sastra Salihara 2015 ditutup dengan kisah makanan yang unik, humor sekaligus menjijikkan. Rio Johan asal Sumatera Selatan membacakan 'Manusia Mini dan Tinja Vanessa'. Kisah tentang manusia mini yang butuh makanan tinja dari hewan dan manusia untuk melanjutkan perjalanan. Tepat pukul 21.00 WIB, keriaaan acaranya ditutup dengan 'Makan Malam Puisi.
Penyair Joko Pinurbo membacakan puisi-puisinya lalu para pengunjung yang hadir dipersilakan menyantap hidangan di atas rooftop Salihara. Bergelimang bintang dan langit malam, pembukaannya berhasil ditampilkan dengan syahdu dan membuat lapar. Selamat menikmati sastra dan rasa sepanjang Oktober!
(tia/tia)











































