Meski luasnya lebih kecil dari Indonesia namun Singapura memiliki budaya museum yang kuat. Negara ini disebut-sebut sebagai saingan dari Hong Kong. Dengan hadirnya, galeri nasional ini akan menambah galeri seni bergengsi lainnya.
Direktur NTU Centre for Contemporary Art Singapura Ute Meta Bauer mengatakan, sistem pendidikan yang kuat membuatnya menonjol dibandingkan negara lainnya. "Dari perspektif saya, pendidikan seni memiliki infrastruktur yang tinggi," katanya dilansir dari CNN, Selasa (11/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di masa lalu, karya seni dan pertunjukan pernah dilarang atau disensor oleh Singapore's Media Development Authority. Lembaga ini yang bertugas menyetujui publikasi dari seni dan setiap lisensi hiburan yang dipajang di Singapura.
"Ada kecemasan tertentu dan seniman menjadi suara politik yang dapat menghubungan antara bangsa dan kritisisme," lanjutnya.
Kini, di usianya yang setengah abad, Singapura menawarkan lebih dari 70 acara kebudayaan setiap hari. Hal ini dikatakan oleh Deputi CEO National Arts Council Paul Tan.
"Tak seperti Hong Kong, populasi Singapura beragam. Ada pengaruh budaya Melayu, India, akar Asia dan pandangan Barat yang tercermin di berbagai acara seni," ucap Tan.
(tia/mmu)











































