Ruang Rupa atau disingkat Ruru berubah fungsi menjadi oase bagi para seniman dan menambah ruang kreativitas untuk memamerkan karya. Pendiri Ruru Ade Darmawan mengatakan ide pembuatan Ruru dimulai sejak ia masih kuliah Seni Grafis di ISI Yogyakarta dan saat residensi di Rijksakademie Van Beeldende Kunsten, Belanda.
Kembalinya ke Indonesia ketika mengobrol dengan kawan-kawannya, Ade melontarkan ide tersebut. Di awal 2000-an, Jakarta hanya memiliki segelintir galeri pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai event dan pameran sudah konsisten digelar Ruru. Seperti ajang festival video internasional yang disebut OK.Video Arts Festival dan menjadi agenda dua tahunan atau biennale. Serta pelatihan kurator muda, pameran 32 derajat Celcius, eksibisi bulanan, Ruru Shop yang memuat barang-barang seniman Tanah Air, Ruru Radio dan sebagainya.
Ade yang berprofesi sebagai kurator mengungkapkan sekarang seni tidak hanya dianggap sebagai dua atau tiga dimensi saja.
"Tapi ada cerita di balik seni itu dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah pernah ada sebelumnya," kata Ade.
Selain pendiri Ruru, karya-karya Ade Darmawan juga adalah berkisar pada instalasi, object, digital, video art, dan lain-lain. Ia terlibat di berbagai proyek internasional dalam 'RiverScape in-flux' (2012) dan Media Art Kitchen (2013) dengan kurator dan seniman Asia Tenggara. Sejak 2013, ia menjadi direktur eksekutif di Jakarta Biennale.
Di ajang Go Ahead Challenge 2015, Ade Darmawan bersama Arian 13, Anton Ismael dan Auguste Soesastro terlibat sebagai kurator. Ingin karya Anda dikuratori oleh Ade dkk dan mendapatkan kesempatan untuk eksis di world class art festival? Segera ikuti Go AHead Challenge!
(tia/hkm)











































