"Selama 25 tahun saya memotret untuk jalanan Thamrin, Sudirman, dan Gatot Subroto," katanya saat jumpa pers di Auditorium IFI, Jakarta Pusat, Senin (11/5/2015).
Melalui kesempatan untuk berpameran 'Estetika Banal' di IFI Jakarta pada 10 Juni mendatang, Erik seakan diberi waktu untuk mengembalikan sesuatu yang diambil dari jalanan ke jalan. "Pendekatan fotografi yang saya lakukan jadi booming."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut penuturan Erik, fotografer Tanah Air awalnya memotret pemandangan yang eksotik ketika liburan lalu beralih ke perkampungan kumuh lalu masuk ke jalanan. Nantinya, Erik akan memamerkan tujuh foto jalanan dengan neon box berukuran besar.
Sisanya, ia abadikan dalam bentuk kartu post. Memotret jalanan ibukota sudah dilakukannya sejak 1990 hingga 2010 lalu. Foto-fotonya menjadi saksi mata kehidupan urban dan perubahan wajah ibukota.
Kata 'estetika' berarti keindahan sedangkan 'banal' artinya biasa-biasa saja. Erik adalah salah satu di antara fotografer paling berpengaruh di Asia menurut survei 20 Most Influential Asian Photographers 2012 oleh Invisible Photographer Asia.
Ia bekerja dalam berbagai genre fotografi sebelum memutuskan untuk secara khusus merekam jalanan. Seperti apa karya Erik Prasetya? Tunggu tanggal mainnya 10 Juni mendatang.
(tia/mmu)