Kronologi Kontroversi Buku Puisi 'Kanibalisme' yang Dikecam Netizen

Kronologi Kontroversi Buku Puisi 'Kanibalisme' yang Dikecam Netizen

- detikHot
Jumat, 08 Mei 2015 14:30 WIB
1.

Kronologi Kontroversi Buku Puisi 'Kanibalisme' yang Dikecam Netizen

Kronologi Kontroversi Buku Puisi Kanibalisme yang Dikecam Netizen
Jakarta - Belakangan ini buku kumpulan puisi anak-anak berjudul 'Solo Dog' yang ditulis oleh anak perempuan berusia 10 tahun bernama Lee menjadi kontroversial di Korea. Puisi-puisi yang ditulis tersebut dianggap banyak memuat kata-kata kasar, kanibalisme, dan bukan karya sastra oleh netizen Korea.

Baca Juga: Kasus Buku Puisi 'Kanibalisme', Akhirnya Resmi Ditarik dari Toko Buku

Bagaimana jalan cerita dari buku kumpulan puisi tersebut sehingga berhasil diizinkan terbit di Korea? Seperti dirangkum detikHOT dari berbagai sumber, berikut di antaranya:

Buku kumpulan puisi tersebut awalnya diterbitkan pada 30 Maret di toko-toko buku di Korea Selatan oleh penerbit Chulganil. Penjualannya pun menyeluruh secara online dan dipublikasikan di dunia maya. Dua bulan kemudian, ketika buku tersebut berada di posisi ketujuh kategori buku anak-anak Korea, kontroversi pun terjadi.

Buku tersebut mengandung unsur kanibalisme dan rencana kriminalitas kepada ibunya. Padahal penerbit Chulganil menilai itu adalah ekspresi kebebasan bagi anak tersebut dan sudah mendapatkan izin dari kedua orang tuanya.

Awal Mei, kontroversi mengenai buku kumpulan puisi tersebut makin diperbincangkan. Penerbit tetap berpegangan teguh bahwa puisi itu murni adalah karya sastra bukan pemicu untuk melakukan kriminalitas maupun pembunuhan.

Penerbit tidak hanya mendapat kecaman dari orang tua netizen Korea, tapi juga di media sosial. Masyarakat Korea banyak yang beranggapan faktor lingkungan menjadi penyebab dari kata-kata yang ditulis oleh anak perempuan tersebut. Bahkan banyak juga yang mempertanyakan kehidupan dari sang ibu setelah anaknya menulis puisi.

Perwakilan penerbit Chulganil Kim Suk Boon mengatakan sejak tanggal 6 Mei 2015, buku tersebut resmi ditarik dari toko buku, penjualan online, maupun publikasi di media sosial. Pihak penerbit pun meminta maaf kepada netizen Korea dan mengakui kesalahannya.

Hide Ads