Kerajaan Ryukyu pernah berkuasa di Okinawa dari abad ke-15 hingga ke-19. Tarian ini dipisahkan menjadi empat bagian. Di antaranya, tari klasik, tari Zo Odori, tari kreatif yang dikolaborasikan dengan gaya modern, dan tari tradisional.
Tepat pukul 11.00 waktu setempat, jendela berbahan kayu di museum Shurijo Castle Park tersebut dibuka. Kursi-kursi yang beratapkan tenda sudah disiapkan pihak kastil. Para pengunjung dari Jepang, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia sudah memadati tempat tersebut sejak satu jam sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tarian akan dibagi menjadi beberapa bagian. Yang pertama 'Wakashu Koteibushi'," ucap sang narator.

Tarian tersebut ditarikan oleh anak muda laki-laki berusia 15-16 tahun yang mempunyai banyak masa depan cerah. Ia menarikannya dengan pakaian kimono berwarna merah dengan kombinasi hitam. Dilanjutkan dengan 'Kagiyadefu' yang mencerminkan keindahan dari pulau Okinawa sebagai lokasi wisatawan. Tarian ini pertama kali dipentaskan Raja pertama Ryukyu.
Terakhir, tarian 'Tanchame' dengan nuansa lebih energik. Serta menggambarkan suasana pedesaan dan kondisi nelayan warga Okinawa. Tarian ini sangat populer di kalangan masyarakat dan masih dilestarikan hingga ini.
Tertarik menontonnya? Penampilan tarian Ryukyu diadakan setiap hari Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional dan ditampilkan pada pukul 11.00, 14.00, dan 16.00 waktu setempat.
(tia/mmu)