Sebuah benteng bekas peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta dilukis dengan warna oranye bercampur hitam oleh Kunara. Di atasnya, terdapat warna hijau dan biru menghiasinya.
Bangunan yang dibangun tahun 1745 silam itu menjadi salah satu pemandangan dari pameran seni rupa oleh pelukis 4 sekawan asal Solo. Tak hanya itu saja, namun dekoratif pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu, legenda maupun kultur Jawa ikut dipamerkan.
Puluhan lukisan itu dipamerkan di Galeri 3, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Irawan Karseno dalam sambutannya mengatakan keempat seniman yang berpameran kali ini, akan mengupas segala sudut Solo dari perspektifnya masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurator pameran Sri Warso Wahono juga mengatakan setiap pelukis menampilkan karakternya. Seperti lukisan Yarry Yaryatno yang dikenal oleh generasi pelukis muda di Solo.
"Sejak awal mengenalnya, saya sudah mengetahui ia adalah komersil artist, ketika dikulik ia bukan dari jurusan seni lukis. Lukisannya memang mencetak keindahan dari kota Solo," ungkapnya.
Pameran sampai 20 Januari 2015 ini menampilkan sekitar 30 lukisan dari 4 sekawan asal Solo. Mereka terdiri dari Yarry Yaryatno, Soegeng Toekio, Arfial Arsad Hakim, dan Kunada. Keempat pelukis ini adalah generasi yang dilatari oleh aura budaya dan seni dari kota Solo.
(tia/tia)