Bermain dan Belajar di Pameran 'KurikuLAB' Serrum

Bermain dan Belajar di Pameran 'KurikuLAB' Serrum

- detikHot
Kamis, 23 Okt 2014 16:37 WIB
Bermain dan Belajar di Pameran KurikuLAB Serrum
Dok.Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Pameran seni di Jakarta terbiasa dengan memamerkan seni lukis, patung, maupun instalasi. Namun berbeda halnya dengan organisasi seni rupa yang berbasis di Rawamangun bernama Serrum. Dalam pameran tunggalnya yang bertajuk 'KurikuLAB', mereka justru menampilkan aktivitas belajar dan bermain sebagai hasil eksperimen di dunia pendidikan.

"Yang kami tampilkan malam ini sebenarnya sudah berlangsung dari satu minggu yang lalu. Tapi baru open public malam ini," ujar kurator 'KurikuLAB' MG Pringgotono kepada detikHOT di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Rabu (22/10/2014).

Laboratorium sebagai proses bekerja dan kolaborasi Serrum ini ditampilkan dalam empat pertemuan. Di hari pertama (16 Oktober), laboratorium digunakan sebagai kelas eksperimen 'Rupamatika'. Caranya dengan menggabungkan materi ajar matematika dengan seni rupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama tiga hari berikutnya, Serrum menggunakan Focus Group Discussion (FGD) dan berkolaborasi dengan berbagai praktisi lintas disiplin. Seperti guru, kepala sekolah, anggota DPRD bidang pendidikan, pengamat pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan lain-lain.

"Hasil dari belajar, diskusi, dan bermain bareng anak-anak SD kami tampilkan di Kurikulab ini," kata MG.



Serrum yang berfokus pada isu sosial politik, perkotaan, dan pendidikan ini sesuai dengan latar ilmu keguruan yang mereka pelajari di Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta (UNJ). "Yah secara nggak langsung pameran ini menyerempet ke unsur pendidikan juga," sambungnya.

'KurikuLAB' sendiri berasal dari kata kurikulum dan laboratorium. Namun, Serrum tidak ingin menampilkan pameran yang ideal tentang kurikulum tapi proses yang dijalankan sebelum kurikulum tersebut ada.

Hal ini terlihat dari gambar-gambar yang dibuat oleh anak-anak SD dalam 'Rupamatika' yang dipajang di sana. Serta sebuah karya 'RUMUS' di papan tulis berwarna hijau. Karya ini lebih interaktif, parsipatoris, dan mengajak para pengunjung untuk menuliskan teori yang mereka rumuskan sendiri.

Namun jika ingin mendengar hasil diskusi dengan para siswa, guru, maupun praktisi pendidikan lainnya, duduklah di atas bangku yang disediakan di dalam ruang Galeri Cipta II, TIM. Di atas bangku kayu tersebut, di atasnya terdapat sorong suara yang memperdengarkan rekaman suara saat diskusi.

"Monggo, dengarin rekamannya. Itu bisa sampai 2 atau 3 jam," ajak MG mempersilakan. Pameran ini masih dibuka hingga 30 Oktober mendatang. Informasi lebih lanjut mengenai Serrum bisa dilihat di situs serrum.org dan akun Twitter @serrum_.

(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads