Kisah ini dimulai ketika seorang pengusaha Russel Edwards membeli selendang di badan lelang khusus barang-barang langka di Bury St Edmunds, Suffolk. Ternyata syal tersebut diketahui milik salah seorang korban bernama Catherine Eddowers yang dibunuh 126 tahun silam.
Dari bekas darah dari syal, Edwards bersama dokter Louhelainen menyelidikinya. Ia terkenal sebagai ahli genetika terkenal di dunia. Dengan bantuan teknologi canggil, ditemukanlah kecocokan DNA dari keturunan Eddowes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil tes DNA ditemukan jejak bahwa Aaron Kosminski, seorang Yahudi-Polandia adalah pasien rumah sakit jiwa. Ia merupakan satu dari tiga tersangka yang diduga kuat sebagai Jack the Ripper namun saat itu kepolisian tidak punya cukup bukti.
"Saya yakin Kosminski adalah tersangka yang selama ini dicari," ungkap Edward.
Pada 1888, Jack The Ripper melakukan pembunuhan di jalan-jalan kecil kota London. Kasus pembunuhan mutilasi para pekerja seks komersil (PSK) tersebut terus menjadi misteri tidak terpecahkan. Ia diduga membunuh 100 wanita. Temuan Louhelainen akan diterbitkan dalam sebuah buku dan dirilis akhir pekan ini.
(tia/mmu)