-
Bagaimana jika pameran karya seni rupa digelar di bangunan tua dan tak terpakai? Tentunya gedung tersebut menjadi galeri seni yang eksotis. Akhir pekan lalu, di gedung Tjipta Niaga seberang Rumah Akar, kawasan Kota Tua Jakarta diselenggarakan pameran seni kontemporer.
Belasan karya seni tersebut dipamerkan dan berasal dari beragam usia seniman. Mulai patung, instalasi, lukisan, keramik, video instalasi, hingga desain kriya. Berikut di antaranya lima karya seni yang unik dari ajang tersebut:
Karya seni kontemporer ini buatan dari seniman asal Jakarta Yaya Sung. Ia membuat lukisan kerta foto yang berjudul 'Walking Banana Series' dan memajangnya sebanyak empat seri.
Yaya mendapatkan gelar master seni rupanya dari School of Visual and Performing Arts di Cambridge, Inggris.
Karya seni kontemporer ini buatan dari seniman asal Jakarta Yaya Sung. Ia membuat lukisan kerta foto yang berjudul 'Walking Banana Series' dan memajangnya sebanyak empat seri.
Yaya mendapatkan gelar master seni rupanya dari School of Visual and Performing Arts di Cambridge, Inggris.
Ketika sampai di lantai dua Gedung Tjipta Niaga, akan disapa oleh patung yang terbuat dari fiberglass berjudul 'Yang Mendamba Kesunyian'. Patung bergambar anak perempuan kecil sedang duduk memegang lilin ini adalah karya dari Andre Tanama.
Ia adalah salah satu seniman visual Indonesia yang bisa menciptakan drawing, lukisan, dan patung. Kini Andre fokus dalam mengeksplorasi figur yang disukainya yakni Wayang Monyong, Gwen Silent, dan Agathos. Serta sudah membawanya ke banyak negara yaitu Singapura, Malaysia, Italia, Swiss, Amerika, Belanda, dan Portugal.
Ketika sampai di lantai dua Gedung Tjipta Niaga, akan disapa oleh patung yang terbuat dari fiberglass berjudul 'Yang Mendamba Kesunyian'. Patung bergambar anak perempuan kecil sedang duduk memegang lilin ini adalah karya dari Andre Tanama.
Ia adalah salah satu seniman visual Indonesia yang bisa menciptakan drawing, lukisan, dan patung. Kini Andre fokus dalam mengeksplorasi figur yang disukainya yakni Wayang Monyong, Gwen Silent, dan Agathos. Serta sudah membawanya ke banyak negara yaitu Singapura, Malaysia, Italia, Swiss, Amerika, Belanda, dan Portugal.
Patung pria berwarna hijau, berkacamata dan memakai topi dan di atasnya terdapat tumpukan buku ini ditaruh di salah satu lorong Gedung Tjipta Niaga. Judulnya 'Untitle #1'.
Di Kota Tua Creative Festival, seniman asal Bandung Asmudjo Jono Irianto memamerkan dua karya. Selain 'Untitle #1', ia juga memajang 'Stairway to Heaven' yang menggambarkan patung dirinya dengan berbagai bohlam di sekitar tubuhnya. Patung ini menyala setiap 10 detik sekali.
Patung pria berwarna hijau, berkacamata dan memakai topi dan di atasnya terdapat tumpukan buku ini ditaruh di salah satu lorong Gedung Tjipta Niaga. Judulnya 'Untitle #1'.
Di Kota Tua Creative Festival, seniman asal Bandung Asmudjo Jono Irianto memamerkan dua karya. Selain 'Untitle #1', ia juga memajang 'Stairway to Heaven' yang menggambarkan patung dirinya dengan berbagai bohlam di sekitar tubuhnya. Patung ini menyala setiap 10 detik sekali.
Berada di sudut lorong dan digantung ini, karya seni instalasi 'You Don't Speak But I Hear You' ini dibuat di atas jala-jala berlubang kecil. Seniman asal Bandung kelahiran 1990 Aviandari Lestari yang membuatnya.
Pada 2013 lalu, ia pernah menjadi finalis dari Soemardja Art Award Bandung. Serta di tahun ini mendapatkan penghargaan di Bexco Young Artist Award, Busan, Korea Selatan.
Berada di sudut lorong dan digantung ini, karya seni instalasi 'You Don't Speak But I Hear You' ini dibuat di atas jala-jala berlubang kecil. Seniman asal Bandung kelahiran 1990 Aviandari Lestari yang membuatnya.
Pada 2013 lalu, ia pernah menjadi finalis dari Soemardja Art Award Bandung. Serta di tahun ini mendapatkan penghargaan di Bexco Young Artist Award, Busan, Korea Selatan.
Sosok seorang wanita terlihat di lightbox seukuran 111 x 170 sentimeter tersebut. Instalasi berjudul 'Ultraviolla' tersebut kontras nampak di antara dinding keropos, usang, dan bangunan tua gedung Tjipta Niaga.
Pembuatnya adalah Rony Rahardian atau dikenal dengan 'Rebellionik'. Ia adalah seniman kelahiran Cilacap 1979 silam dan selalu membuat karya seni dengan ciri khas lukisan berobyek wanita dan menggunakan lightbox.
Sosok seorang wanita terlihat di lightbox seukuran 111 x 170 sentimeter tersebut. Instalasi berjudul 'Ultraviolla' tersebut kontras nampak di antara dinding keropos, usang, dan bangunan tua gedung Tjipta Niaga.
Pembuatnya adalah Rony Rahardian atau dikenal dengan 'Rebellionik'. Ia adalah seniman kelahiran Cilacap 1979 silam dan selalu membuat karya seni dengan ciri khas lukisan berobyek wanita dan menggunakan lightbox.
Berawal dari kutipan 'Mulutmu harimau-mu', dalam karya ini sosok seekor banteng dan tanduknya dipilih sebagai metafora sebuah tindakan. Serudukan tanduk adalah sebuah tindakan, jalan, dan target yang dipilih seorang individu. Tanduk menjadi senjatanya tapi juga kelemahannya jika diangkat terlalu tinggi.
Lukisan imajinatif karya dari Yikha Amelz tersebut berjudul 'Dia dan Tanduknya' dan menggambarkan seorang wanita berjubah. Kedua tangannya membentuk sebuah tanduk.
Berawal dari kutipan 'Mulutmu harimau-mu', dalam karya ini sosok seekor banteng dan tanduknya dipilih sebagai metafora sebuah tindakan. Serudukan tanduk adalah sebuah tindakan, jalan, dan target yang dipilih seorang individu. Tanduk menjadi senjatanya tapi juga kelemahannya jika diangkat terlalu tinggi.
Lukisan imajinatif karya dari Yikha Amelz tersebut berjudul 'Dia dan Tanduknya' dan menggambarkan seorang wanita berjubah. Kedua tangannya membentuk sebuah tanduk.