Dalam tata negara, Singhasari merupakan tonggak awal munculnya kerajaan di Indonesia. Sedangkan soal agama, nampak adanya penggabungan antara Hindu-Saiwa dan Buddha sehingga muncul pemujaan kepada Siwabudha.
Pekan ini, detikHOT mengupas mengenai perjalanan kesenian di masa Singhasari sehingga memunculkan karya seni yang sangat indah dan dipuja di dunia. Arca-arcanya kini disimpan di dua negara yakni Belanda dan Jakarta.
Pembahasan mengenai tema 'Singhasari Week' ini juga bertepatan dengan perayaan 236 tahun Museum Nasional. Serta penghormatan terhadap bukti sejarah peninggalan abad ke-13.
***
Dahulunya di sebelah timur Gunung Kawi, Malang di tengah hutan lebat terdapat kompleks Candi Singhasari. Pada 1803, Gubernur Jawa Pantai Timur Laut, Nicolaus Engelhard menemukannya. Setahun kemudian, ia mengambil arca-arca tersebut dan membawanya ke kantornya di Semarang.
Ketika memberikan laporan kepada atasannya, ia mengatakan ada dua alasan pemindahan arca di situs tersebut. Pertama, candi tak lagi menjadi obyek pemujaan. Kedua, banyak bagian candi yang rusak dan ia berusaha untuk menyelamatkan situs arkeologi itu.

Kini, kompleks tersebut hanya tinggal satu candi yang bisa dilihat oleh publik. "Candi dan segala isinya ini bisa membuktikan bahwa di masa itu sudah ada karya seni yang begitu memukau di abad ke-13," ujar arkeolog yang mendalami ikonografi, ilmu tentang seni arca kuno, Jumat pekan lalu (23/5/2014).
Berbicara mengenai kerajaan ini, kata dia, pastinya akan berhubungan dengan tokoh Ken Arok sebagai pendiri dari dinasti Rajasawangsa dan Girindrawangsa. Kisah ini dituliskan di Kitab Paraton dan dalam kakawin Nagarakertagama.
Kitab Nagakertagama kini disimpan di Perpustakaan Indonesia, Jakarta Pusat. Dikatakan bahwa Raffles melihat candi ini di tahun 1815 menyebut sebuah candi dan 'lower terrace' di dekatnya. Candi-candi kecil lainnya berada di barat daya.
Sayangnya, candi-candi kecil tersebut sudah banyak yang runtuh. "Batu-batunya digunakan sebagai akses jalan menuju candi dan juga jalan raya Pasuruan-Malang," katanya.
Meski demikian, keindahan karya seni ini bisa dilihat bangunan utamanya yang kini dikelilingi oleh rumah penduduk.
(tia/ich)











































