"Entah percaya atau tidak. Saat kemarin kami latihan, tiba-tiba keluar kelelawar. Itu kondisinya lagi siang hari gitu," ujarnya kepada detikHOT usai pentas.
Elly yang mengenakan kebaya berwarna coklat dan kain selutut menjelaskan, kemunculan aura mistis itu memang dimungkinkan karena pentasnya berada di alam. "Kami menyerahkan semuanya kepada yang nonton. Tapi tadi juga banyak yang bilang begitu," ungkapnya.
Pentas 'Hutan Pasir Sunyi' terinspirasi oleh salah satu kawasan hutan Anggrek Hitam, Coelogyne Pandurata dan itu adalah hutan konservasi dengan nama 'Kersik Luway'. Kersik artinya hutan atau pasir. Luway berarti sepi atau sunyi.
"Tarian ini adalah gagasan yang dikembangkan melalui unsur ritual suku Dayak di Kalimantan Timur. Bagi mereka, hutan adalah aspek kebudayaan terpenting karena suku Dayak berakar dari budaya hutan."
Dalam karyanya kali ini, Dedy sengaja memilih lokasi di antara pepohonan lebat yakni Kebun Raya Bogor. Meski tadinya ingin diadakan di hutan pedalaman Kalimantan sendiri.
"Pastinya tambah khidmat dan mistis tapi karena kondisi Pak Dedy kemarin sempat ngedrop lagi, jadinya kami pilih di tempat ini," ujarnya.
Di sini, para penari dan pemusik yang tergabung akan mampu merepresentasikan unsur kehidupan masyarakat suku Dayak dalam gerak dan lantunan yang menyayat. Serta menurut Elly, mereka tak hanya fokus di satu tempat namun menarinya juga menyebar di beberapa titik lokasi. Ini salah satu yang membuat unik dan berbeda dibandingkan pementasan lainnya.
(tia/mmu)