Saat ini mereka sedang gencar-gencarnya mencari jalan keluar lain untuk menjaga monumen-monumen itu. Padahal sesungguhnya tempat-tempat itu sebagai sebuah tujuan wisata tak lagi terlalu perlu untuk diperkenalkan.
Mereka yang mengenal budaya Eropa tentu tak asing dengan cerita pertarungan antara gladiator dan singa, kereta kuda chariot, Caesar dan sebagainya. Semua itu terkait dengan Colossium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memang harus membagi proyek dan ide, tapi kami juga harus membagi tanggung jawab untuk bisa melestarikannya pada generasi mendatang," kata Marino.
Colosseum sendiri bisa menghasilkan $50 juta setiap tahun. Namun dana sebesar ini kini lebih banyak dimanfaatkan juga untuk melestarikan kekayaan sejarah lain yang kurang banyak dikunjungi wisatawan. Masalah kesulitan dana ini dimulai sejak krisis finansial global 5 tahun lalu.
Banyak yang berharap, kehidupan di Italia bisa kembali ke masa negeri itu menjadi 'La Dolce Vita', ketika Italia dengan sejarahnya menjadi panutan dalam hal gaya hidup. Di saat itulah sektor swasta semestinya akan punya andil besar.
Menurut Diego Dela Valle (DDV), pemilik perusahaan sepatu mewah Tod's, semestinya perusahaan-perusahaan berpenghasilan besar, bertanggung jawab juga untuk melestarikan monumen-monumen di Italia karena mereka juga berutang pada nama-nama besar monumen itu.
DDV sendiri konon merogoh kocek sampai $34 juta dalam lima tahun terakhir yang digunakan untuk memperbaiki lantai marmer di depan Coloseum. "Paling penting adalah menjadikan ini sebagai proyek turisme... atau jika kita mau kita bisa menyebutnya sebagai 'Made in Italy Project," kata Della Valle pada CNN (1/5/2014).
Bukan hanya Tod's yang telah menyumbang untuk bangunan bersejarah ini. Ada pula Bulgari yang menyisihkan $2 juta untuk pelestarian tangga Spanyol. Sementara rumah mode Fendi menyerahkan $3 juta untuk membenahi Trevi Fountain yang terkenal.
Sementara itu, walikota Roma juga sedang mendekati para raja minyak di Saudi Arabia untuk bekerjasama dalam melestarikan bangunan-bangunan bersejarah itu. Upaya ini tampaknya mirip pepatah yang mengatakan 'Banyak jalan menuju Roma'. Meski nyatanya perlu jalan sedikit lebih panjang untuk mengumpulkan dana guna menjaga warisan sejarah tersebut.
(utw/utw)