Karya Video Mapping Adi Panuntun Sudah Sampai ke Saudi Arabia dan Jepang

Mengulik Dunia Seni Video Mapping (2)

Karya Video Mapping Adi Panuntun Sudah Sampai ke Saudi Arabia dan Jepang

- detikHot
Rabu, 26 Mar 2014 09:19 WIB
Karya Video Mapping Adi Panuntun Sudah Sampai ke Saudi Arabia dan Jepang
(Tia Agnes Astuti/detikHOT)
Jakarta - Kenangan masa kecil bermain-main dengan berbagai alat di sekitarnya seperti kertas, proyektor kecil, dan cermin ternyata berbuah manis. Gara-gara ketiga alat tersebut, Adi Panuntun membulatkan tekadnya untuk berkiprah dalam bidang film dan desainer visual.

Kepada detikHOT, usai mengikuti diskusi di Galeri Fatahillah, Adi menceritakan awalnya memiliki minat dalam dunia video mapping. "Saat itu saya masih kelas tiga SD disuruh tidur siang tapi enggak pernah mau," katanya.

Ketika berada di dalam kamar tidur, ia justru bermain dengan ketiga alat itu. "Saya anggap itu adalah mainan masa kecil."

Adi semasa kecilnya pun selalu bereksperimen dan menghasilkan proyeksi gambar dari kaca pembesar ke cermin. Seperti membentuk objek yang bergerak dan laiknya refleksi.



"Sejak itu saya enggak pernah lupa dengan wilayah visual dan optik," ujar lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung ini.

Lantaran kenangan masa kecil ini, ia memutuskan ingin kuliah di jurusan seni rupa. Sayangnya, keluarganya tak mengizinkan, hingga akhirnya dia kuliah di fakultas ekonomi. Namun itu hanya dijalaninya selama setengah semester.

Namun, gara-gara kedua jurusan ini, Adi mengatakan ia malahan menjadi seniman sekaligus enterpreneur. Serta mendirikan perusahaan bernama Sembilan Matahari.

Adi juga yang bertindak sebagai otak atau produser dari film independent berjudul 'CinTa' buatan mahasiswa Bandung. Namun berhasil ditayangkan di bioskop tanah air.

Tak hanya menjadi filmmaker saja, tapi Adi bersama tim Sembilan Matahari juga sudah mendapatkan beberapa penghargaan dalam video mapping. Di antaranya Grand Prize Winner for One-minute Projection Mapping Competition in Zushi Media Arts Festival, Japan pada 2012 lalu.



Serta penghargaan sebagai Young Inspiring Creator (Indigo Awards 2010) oleh TELKOM Indonesia Group. Bahkan Sembilan Matahari dianugerahi oleh Gubernur Jawa Barat sebagai usaha kreatif yang berkontribusi di bidang budaya pada 2008 silam.

Karya video mappingnya pun sudah bertebaran ke berbagai lokasi. Di antaranya yang terbaru tahun ini di Al-Hijaz Railroad Museum, Medina, Saudi Arabia 2014, Zushi Media Arts Festival, Zushi, Japan tahun 2013, Gedung Sate, Bandung pada 2013, 2012, dan 2011 lalu.

Kemudian, Grand Kemang Hotel, Jakarta tahun 2011. Lalu di tahun yang sama juga terdapat di Museum Batik Pekalongan, Universitas Pelita Harapan, Tangerang tahun 2010 dan Museum Fatahillah Jakarta.

(tia/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads