Rumah Terbuka Seharian, Renny Djajoesman Abaikan Privasi

Rumah Serba Terbuka Renny Djajoesman (7-Habis)

Rumah Terbuka Seharian, Renny Djajoesman Abaikan Privasi

- detikHot
Jumat, 07 Mar 2014 16:22 WIB
Rumah Terbuka Seharian, Renny Djajoesman Abaikan Privasi
Dok.Astrid Septriana/ detikHOT
Jakarta - Rumah selebriti dan seniman Renny Djajoesman ini mempunyai konsep keterbukaan dalam segala hal. Misalnya dari pendopo yang terletak pada bagian sentral, pagar rumah yang selalu terbuka menerima tamu kerabat dan koleganya.

Bahkan di bagian dalam rumahnya, Yuka menceritakan pintu kamar sang ibu hampir tak pernah tertutup. "Mama kalau tidur juga pintunya dibuka aja," jelasnya kepada DetikHOT, Rabu (5/3/2014).

"Jadi mama memang enggak suka sama situasi rumah yang tertutup, seperti takut, jadi semua dibuka-bukain." Begitu juga dengan konsep sofa yang umum ada di rumah orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut putri sulung Renny Djajoesman, sang ibu tadinya tak mau menggunakan sofa atau kursi keluarga. "Ini baru beberapa tahun saja pakai sofa, tadinya ya pada duduk di bawah aja lesehan," jelasnya.

Ini juga disepakati oleh Indra Kharisma, putra bungsu Renny. Ia menjelaskan di rumah ini rutin diadakan acara kumpul keluarga, baik pengajian maupun ulang tahun anggota keluarganya.

Biasanya kalau sudah kumpul, sofa-sofa ini justru dipinggirkan dan mereka kembali menggelar tikar dan karpet. Ruangan yang menjadi primadona di rumahnya adalah ruang tengahnya. "Sekalinya sudah kumpul, tumplek blek aja di sini," kata Indra.



Total kamar di rumah ini ada tujuh kamar. Jika yang menginap sudah tak tertampung di kamar, mereka bisa tidur di mana saja. Rumah Renny pun terbilang tak pernah sepi, ada saja orang yang tinggal dan lalu-lalang di rumahnya.

Alhasil, sejak kecil Yuka dan Indra juga terbiasa membagi ruang di rumahnya dengan orang lain. "Kita memang sudah kaya enggak ada privasi gitu sih," kata Yuka.

Lantaran hal ini, mereka menjadi mudah bergaul dan memiliki kepribadian yang terbuka. Bahkan Yuka bercerita, dua putra-putrinya kini juga mulai tertular dengan keterbukaan ini. Pasalnya mereka biasa bersosialasi dengan banyak orang di rumahnya.

"Kalau saya bedakan dengan anak-anak rumahan, yang rumahnya tertutup, anak-anak saya lebih cepat bicara dan lebih gambang bersosialisasi," katanya.

Selain itu, budaya yang tidak formal, santai dan terbuka di rumahnya ini juga ada pengaruh lainnya. Menurutnya, orang-orang di rumahnya tidak ada yang bisa bersuara pelan. Rata-rata bersuara keras karena memang semua orang di sini begitu.

"Di sini enggak ada budaya kalau manggil ketuk-ketuk pintu kamar, manggil aja teriak-teriak, jadi semua di sini suaranya keras. Nah ini juga ikut nurun ke anak-anak," jelas Yuka.



(ass/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads