Soal Halal Atau Haram, Antar 'Kuda Lumping' Jadi Pemenang Festival Film Pesantren

Festival Film Santri (2)

Soal Halal Atau Haram, Antar 'Kuda Lumping' Jadi Pemenang Festival Film Pesantren

- detikHot
Rabu, 26 Feb 2014 09:33 WIB
Nurrohman saat menerima penghargaan Juara I. (dok. FFS)
Jakarta - Di sebuah tanah lapang, seorang perempuan berjilbab bersama kuda lumpingnya menari. Ia bergerak ritmis bersama keempat kawan lainnya. Tak ada rasa canggung maupun grogi dengan penampilannya saat itu.

Nama gadis itu, Susi Yutikasari. Kedua orang tuanya berasal dari Jawa Tengah yang bertransmigrasi ke Banyuasin, Sumatera Selatan. Sejak kecil, Susi sudah akrab dengan dunia kuda lumping.

"Orang tuanya juga main kuda lumping. Sebelum mondok, sejak kecil Susi juga main kuda lumping," kata Nurrohman, santri Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, Banyuasin, kepada detikHOT di Wisma PKBI, Jakarta Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Susi mulai belajar mengaji, ada seorang guru mengaji yang mengatakan agar meninggalkan kuda lumping. "Katanya haram."

Akhirnya Susi berhenti belajar. Namun, ternyata ketika ia mondok alias menetap di pesantren untuk belajar, Susi mendapatkan pembelajaran lainnya. Dari ide dasar kehidupan Susi terhadap budaya lokal ini, yang dicoba diangkat ke dalam film dokumenter berjudul 'Kuda Lumping'.



Tapi film tak hanya soal rupa-rupa pandangan tentang kuda lumping tapi juga tentang bagaimana seni tradisi khas Jawa Tengah ini justru berada di Sumatera. Serta dipopulerkan oleh masyarakat dan selalu ada pertunjukannya tiap pekan.

"Kami ingin angkat bahwa dengan kuda lumping tidak jadi masalah dan enggak bertentangan dengan agama Islam. Sisi yang tidak bolehnya itu yang sampai kesurupan," ujar Nurrohman.

Sedangkan kuda lumping yang dipelajari dan diperagakan oleh Susi adalah yang berjenis hiburan. "Ini yang banyak disalah kaprahkan oleh santri-santri teman kami."

Film dokumenter yang dibuat oleh timnya selama lima hari ini membuat mereka keluar menjadi pemenang pertama. Serta film lainnya juga berhasilkan memenangkan festival film remaja di tingkat provinsi dan nasional yang diselenggarakan di Gorontalo tahun lalu.

(tia/utw)

Hide Ads