"Sejak Oktober sampai Februari ini sudah ada 104 pertunjukan yang kami adakan, baik sendiri maupun pihak lain," ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian di Galeri Indonesia Kaya, kemarin.
Dari banyaknya seni pertunjukan tersebut, sebanyak 25 persen pengunjung menyukai pentas musik dan budaya. Sisanya adalah teater, seni tari, dan diskusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antaranya, teater, tari, dan wayang orang. Selain itu, juga terdapat materi lainnya yakni fotografi pertunjukan, workshop angklung, kelas membatik, dan sebagainya.
Di dalamnya pun ditunjuk para pengajar yang sudah berpengalaman di bidangnya seperti Garin Nugroho, Nungki Kusumastuti dosen tari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan Kenthus Bharata dari wayang orang Bharata.
Rencananya pelatihan tersebut akan diadakan sebagai lima kali dan menghasilkan sebuah pementasan di Galeri Indonesia Kaya. Salah satu pengajar, Kenthus Bharata mengatakan pihaknya sudah menyiapkan naskah bagi pentas Wayang Jurnalis.
"Setiap orang bisa memerankan wayang orang. Intinya sama saja seperti wayang orang klasik dan tradisional. Jika biasanya pakai bahasa Jawa, tapi buat sekarang pakai bahasa Indonesia," kata Kenthus.
Naskahnya pun sudah dibuatnya sarat akan kritik sosial terhadap apa yang terjadi di sebuah negara. "Ceritanya tentang seorang pemimpin dengan judul Lakon Wahyu Cakraningrat," ujarnya.
(tia/utw)











































