Seniman Berdasi, Cari Uang dari Hobi

Kala Kreasi Mural Dijual (4)

Seniman Berdasi, Cari Uang dari Hobi

- detikHot
Jumat, 21 Feb 2014 12:10 WIB
Seniman Berdasi, Cari Uang dari Hobi
Salah satu mural karya Indonesia Mural - Dok: Indonesia Mural
Jakarta - Di Indonesia, seniman yang membuat mural, biasanya berada di jalanan. Karya mereka pun biasanya vokal, menyuarakan pihak yang tak bisa bersuara dalam sebuah masyarakat.

Bisa dibilang jalan yang ditempuh oleh Indonesia Mural ini berbeda dengan kebanyakan seniman jalanan lainnya di Indonesia.

Selain karena Indonesia Mural lebih banyak bergerak untuk mempercantik interior ruangan, mereka juga menerima bayaran atas karya yang mereka kerjakan. Tak ada yang salah, semua bergantung pada pilihan dan pemikiran masing-masing seniman.

Troy Fitchu Tanalisan, yang memang sudah lama malang-melintang di dunia seni menjelaskan bagaimana pandangannya soal transaksi seni berbentuk mural ini.



"Kita memisahkan antara ideologi dengan kerjaan, karena kita (Indonesia Mural) bukan komunitas. Kita mencoba jadi seniman yang berdasi ha-ha-ha," Ungkapnya kepada detikHOT (13/02/2014).

"Beberapa kali saya juga diskusi dengan teman-teman yang terlibat, mereka juga sadar bahwa toh seni seperti ini bisa menghasilkan uang." Troy memaparkan bahwa dengan Indonesia Mural ini, ia juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi rekan-rekan seniman lainnya.

"Di sini kita coba membuka lapangan pekerjaan," jelasnya. Untuk seniman yang diajak untuk membantu pengerjaan sebuah proyek, Troy dan Richard menjelaskan ada yang sudah kenal, biasanya ini datang dari kalangan teman-teman mereka sendiri.

Namun kadang mereka harus bersandang ke Institut Kesenian Jakarta (IKJ), tempat dimana Troy dulu menempa ilmunya soal seni, demi merekrut seniman.



"Kita juga kadang survei ke IKJ langsung. Biasanya kalau perekrutan kan orang yang datang ke tempat kita ya, kalau kita kebalik, kita yang datang ke tempat orangnya."

Jika dirata-rata, tiap bulannya mereka menyebutkan ada sekitar tiga klien yang musti ditangani. Seniman yang mereka ajak untuk membantu pada tiap proyeknya juga berbeda-beda.

"Klien itu beda-beda, kadang ada klien yang mau seniman dengan gaya lukisannya Eropa," kata Richard.



Jadi dengan mengambil banyak tenaga lepas, diharapkan mereka selalu bisa menyanggupi apapun yang diinginkan kliennya, termasuk gambar 3D yang biasa dibuat oleh Rayyan Pratama.

Bahkan Indonesia Mural juga memiliki rekan seniman profesional internasional, namun mereka dihadirkan untuk mengerjakan proyek di Indonesia hanya jika kliennya mampu membayar dalam nominal yang 'wow'.

"Untuk seniman-seniman luar, mereka itu lebih sebagai rekan kita. Mereka bisa saja ikut mengerjakan proyek kami di sini, tapi bergantung dengan biaya yang disanggupi oleh klien. Sejauh ini belum ada."

Meski komersil, tak selamanya mereka menuntut bayaran untuk proyek yang dikerjakan.
Richard berujar bahwa pihaknya penah memberikan sebuah fasilitas gambar gratis, ketika keuntungan yang mereka dapat pada suatu waktu cukup memuaskan. Saat itu mereka membuat mural untuk di sebuah Taman Kanak-kanak.


(ass/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads