Di kelenteng ini, menurut pengurus Tao Se Bio atau Vihara Dharma Jaya, Hartanto, 37 tahun mengatakan siapa pun yang berdoa untuk bersumpah sangat manjur sekali.
"Mereka yang menepati janjinya di depan altar, hidupnya akan makmur dan jaya terus. Tapi kalau berbohong akan kebalikannya," katanya kepada detikHOT akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan ini dibangun oleh orang Hokkian dari Kabupaten Tiothoa (Changtai) provinsi Fujian. Namun terdapat versi sejarah lainnya yaitu pada abad ke 15, utusan Raja Cheng Goan Cheng Kun dari Cina Selatan pernah datang ke Glodok untuk bersilaturahmi dengan Kelenteng Cheng Goan Cheng Kun.
Untuk memperingatinya maka didirikanlah kelenteng tersebut. Saat terjadi kerusuhan, ia pun ikut dibakar massa.
"Saat itu yang tertinggal cuma hiolo dan patung dewa Cheng Goan Cheng Kun," ujarnya. Hiolo adalah tempat menancapkan hio usai sembahyang.

Tempat dupa ini ini berangka 1751. "Ini menandakan usia sejak kelenteng ini ada. Yang pertama tetap Jin de Yuan yag berdiri 1724," kata Hartanto.
Setiap tanggal ke 15 setelah Tahun Baru Imlek, kelenteng ini mengadakan upacara kirab keliling Pecinan yang dinamakan Gotong Toapehkong.
Tradisi ini sempat terputus pada 1958 lalu dan kembali dijalankan setelah era reformasi. Dua tahun lalu juga diadakan pentas drama di depan kelenteng Tao Se Bio.

(tia/utw)