Kelenteng Tua Di Pinggir Kali Besar Ini Tampak Sepi

Warisan Budaya di Balik Kelengteng Tua (8)

Kelenteng Tua Di Pinggir Kali Besar Ini Tampak Sepi

- detikHot
Kamis, 30 Jan 2014 16:43 WIB
Jakarta - Tak jauh dari Kelenteng Tao Se Bio, terdapatlah sebuah kelenteng yang berada di pinggir Kali Besar, Jakarta Barat. Letaknya cukup terpencil karena berada di dalam gang.

Namanya Vihara Tanda Bhakti Jakarta atau Kai Zhang She G Wang Miao. Dari gang pintu masuk yang ditandai dengan rumah kecil bagi Dewa Bumi, berjalanlah lurus. Bangunannya tepat berada di sisi kiri jalan.

Dari luar tampak sepi dan tak ada warga Tionghoa yang sembahyang. "Di sini memang enggak ramai seperti Jin de Yuan dan Tao Se Bio," kata salah satu pengurus Abun, 60 tahun kepada detikHOT akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laiknya rumah ibadat Tionghoa, vihara ini dijaga oleh sepasang patung singa di depannya. Abun menceritakan jika usia Tanda Bhakti sekitar 257 tahun lamanya dan awalnya menjadi vihara marga Tan.



"Ia dibuat khusus bagi marga Tan, tapi lambat laun banyak orang umum juga yang sembahyang di sini," katanya.

Tanda Bhakti memiliki lapangan luas dengan tempat sembahyang di bagian depannya. Kelenteng ini memiliki ukiran dan hiasan yang indah.

Pada awal 1700an, kelenteng ini sudah berdiri. Tapi 40 tahun setelahnya dihancurkan oleh VOC karena pembantaian etnis Tionghoa besar-besaran. Pendiri bangunan ini bernama Tan Seng Ong yang lahir di provinsi Honan. Ia adalah pejabat militer di daerah Zhang zhou, Fujian.

Para imigran dan orang-orang marga Chen (Tan) menganggapnya sebagai Dewa Pelindung karena berhasil memakmurkan wilayahnya. Untuk menghormatinya didirikan klenteng di Taiwan dan diberikan gelar Raja Suci.



Pemujaan terhadapnya pun menyebar hingga ke Indonesia. Tak hanya di Jakarta namun di Semarang juga ada kelenteng untuk memujanya yang dikelola kaum imigran Chen (Tan-Hokkian).

Uniknya di dalamnya terdapat kolam ikan yang besar. Menurut Abun memang biasanya bangunan tua Tionghoa memiliki kolam. Serta di depannya terdapat Patung Buddha untuk sembahyang.

Jika biasanya kelenteng lainnya berada di pemukiman padat penduduk dan dekat dengan pusat perekonomian, maka berbeda halnya dengan Tanda Bhakti. "Dari awal berdiri sudah ada di pinggir kali ini," ujar Abun.

Meski tidak menjadi kelenteng terbesar dan dikunjungi turis mancanegara namun ia juga memiliki sejarah bagi warga Tionghoa yang tinggal di kawasan Jalan Kemenangan 3, Glodok, Jakarta Barat.



(tia/utw)

Hide Ads