Qayoumi berhasil mengumpulkan foto-foto aktivitas warga, terutama wanita pada era 1950 sampai 1970an. Dalam foto itu terlihat kegiatan mereka di kampus, rumah sakit, dan sekolah.Â
Dulu, mereka bergaul secara bebas, pergi ke universitas, dan mengecap pendidikan tinggi. Ada yang jadi guru hingga dokter. Gaya berpakaian mereka pun sama seperti orang barat, memakai rok dengan rambut terurai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sejak 1996, pemerintahan Taliban mengubah keadaan dimana wanita menjadi korban yang paling tertindas di Afghanistan. Mereka tidak lagi boleh mengenyam bangku sekolah, dipukul, dan dipaksa memakai burqa -pakaian yang menutup seluruh tubuh selain mata-.
"Mengingat masa lalu Afghanistan dengan sekarang yang dialami sungguh sesuatu yang memilukan. Saya ingin menunjukkan kepada pemuda Afghanistan bagaimana orang tua, kakek, dan nenek mereka dulu benar-benar hidup bebas dan damai," kata Qayoumi seperti dilansir Dailymail, Kamis (23/1/2014).Â
Presiden Afghanistan Hamid Karzai belum lama ini mengesahkan peraturan yang bertentangan dengan foto-foto ini. Peraturan tersebut menyatakan bahwa wanita tidak diijinkan melakukan perjalanan tanpa wali laki-laki dan tidak boleh bergaul dengan lelaki asing di tempat umum seperti sekolah, pasar, dan kantor.Â
"Hanya pemukulan saja yang dilarang karena tidak ada dalam syariah Islam. Sementara peraturan lainnyaa sesuai hukum syariah yang berlaku untuk semua muslim dan warga Afghanistan," ujarnya.
(fip/utw)