Jika ada sebagian orang yang membuat kamar mandi menggunakan konsep mewah sehingga tak ingin dilihat publik, tapi berbeda dengan yang dilakukan F.Widayanto.
Seluruh kamar mandi di rumahnya sengaja ia pakai konsep terbuka dan menghadap keluar. Sehingga cahaya matahari dapat dengan mudahnya masuk ke dalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enggak perlu cahaya dari lampu lagi," kata Joko Martono kepada detikHOT di Tanah Baru, Jumat akhir pekan lalu.
Jika malam tiba, pihak pengurus rumah hanya tinggal memasang lampu dengan watt kecil. Ruang kamar mandi di kamar utama maupun tamu, keduanya sama-sama terbuat dari keramik dan terdapat tiga barang utama.
Di antaranya bak kamar mandi, kloset duduk, dan meja wastafel yang panjang. Di sana juga terdapat perlengkapan shower. Ruangannya pun cukup luas untuk ukuran toilet.
"Begini kamar mandi gaya tropis. Semuanya hemat energi, terbuat dari keramik, tapi enggak kuno-kuno banget," katanya.
Joko menceritakan jika filosofi kamar mandi terbuka ini pernah didengarnya dari para pengunjung yang datang. Menurutnya, makna terbuka ini mencerminkan dari kepribadian Widayanto yang juga terbuka kepada tamu.


Padahal tidak banyak dari seniman yang ingin toiletnya dilihat untuk umum. Namun, bagi sang pemilik rumah meski tiap akhir pekan ia tinggal di sini, di atas jam 9 pagi kamar pribadinya sudah siap dibuka.
Para pengunjung pun bebas melihat-lihat segala isi dari rumah ini. Dengan hanya membayar biaya masuk galeri sebesar Rp 10 ribu. Tapi jika ingin mengikuti kursus membuat keramik sekitar 1,5 jam dikenakan biaya lagi Rp 100 ribu tiap orang.

(tia/utw)