Berbagai macam kain khas Solo dan Yogyakarta, hingga pajangan yang terbuat dari rotan, ada di rumahnya. Joko Martono, penanggung jawab galeri Tanah Baru mengatakan di rumahnya juga ada dua buah perahu kano asal Papua.
"Itu perahunya kami gantung di atas teras samping," ujarnya kepada detikHOT. Perahu tersebut dibawa oleh Wid langsung dari Papua beberapa waktu silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Yanto mau melestarikannya dan dia juga membelinya." Kebiasaan ini dilakukannya ketika melawat ke pelosok Indonesia, namun ketika ke luar negeri, biasanya Wid tidak membeli apa pun.
"Paling banyak ia membeli kain tradisional. Soalnya saya sering dibagi," ujarnya sembari tertawa. Menurutnya, pria yang sudah melakukan pameran sejak 1987 ini selalu membawa kain tradisional corak dari Nusa Tenggara Timur dan Bara, dan Jawa Tengah.
"Kalau yang Jawa ada yang kami gantung sebagai pajangan. Macam-macam juga motif yang ada," kata Joko.

Pria yang sudah bekerja lima tahun di Galeri Keramik Tanah Baru ini juga mengatakan jika setiap bulan kain-kain tersebut akan dicuci. Jika barang-barang khas daerah akan dibersihkannya dengan lap basah saja.
"Setiap hari lantai disapu dan dipel juga. Barang-barang yang perlu dicuci kami sudah jadwalkan ada waktunya. Kalau koleksi yang lain cukup dilap gitu saja," ujarnya.
(tia/utw)