Adalah benar bahwa konsumerisme ikut mendominasi semangat Natal, faktanya kita kadang lupa bagaimana dampak dari pohon Natal, lampu-lampu yang ikut menyemarakan suasana, timbunan belanjaan, hingga bekas timbunan plastik dan kertas kado.
Beruntung semua gerakan seni kolektif bernama Luzinterruptus ada untuk mengingatkan sebuah masalah penting yang bisa menginspirasi kita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini Luzinterruptus terkenal akan karya seninya yang cerdas, memanfaatkan benda-benda sederhana dan intervensinya di ruang publik urban. Jadi tak terlalu mengherankan, karya seninya yang terbaru menggunakan kantong plastik sebagai inti media artistiknya.
"Kami ingin memberikan sesuatu yang unggul dari apa yang menjadi keluhan kami," ujarnya dilansir dari Huffington Post (27/12/2013).
"Di satu sisi, penggunaan kantong plastik yang sangat banyak ini akan mempengaruhi lingkungan sebagai konsekuensinya. Di sisi lain, konsumsi yang tinggi dan tidak diperlukan akan selalu muncul di saat liburan Natal."
Sebagai bentuk nyata dari sebuah keluhan, akhirnya mereka membuat sebuah pohon Natal raksasa dari tumpukan tiga ribu kantong plastik. Pohon ini ditempatkan di ruang publik, tepatnya di festival Lumiere Durham di Inggris.
Karya ini juga melibatkan masyarakat, karena mereka meminta donasi kantong plastik bekas dari siapa saja, mulai dari penduduk hingga perusahaan.
Selain itu banyak juga seniman yang ikut menjadi sukarelawan dalam aksi membuat pohon setinggi sembilan meter ini. Selain membuat pohon, para seniman kreatif ini juga membuat lampu natal dari kantong plastik yang digantung di sepanjang natal.
(ass/utw)